Murka dan dilema Raja Yordania
ISIS akan menghadapi tentara Yordania yang penuh dendam kesumat.
Raja Yordania, Abdullah II sangat murka setelah mendengar pilot tempurnya dibakar hidup-hidup oleh ISIS. Dengan kemarahan dia menyatakan"Darah syuhada Muadh al-Kassasbeh tidak akan sia-sia dan kami akan meresponsnya. Angkatan bersenjata kami merasa kehilangan atas meninggalnya seorang anak.”
Pemerintah Yordania bahkan mengonfirmasi Raja Abdullah II akan ikut dalam operasi militer melawan kelompok militan Islamic State (ISIS). "Raja Yordania Abdullah II akan berpartisipasi secara personal pada Kamis dalam melancarkan serangan udara terhadap organisasi teroris ISIS, sebagai bentuk balas dendam eksekusi pilot Muath al-Kassasbeh," tulis perwakilan pemerintah Yordania, seperti dikutip iraqinews.com, Rabu (4/2/2015).
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Dia pun bersumpah bahwa negaranya akan melakukan pembalasan setelah menyeret Sajida al-Rishawi yang dituntut kebebasannya oleh ISIS dan anggota al-Qaeda, Ziad al-Karbouli, ke tiang gantungan. Sajida al-Rishawi merupakan otak pelaku bom bunuh diri di Yordania yang menewaskan 60 orang. Banyak yang menilai bahwa tuntutan ISIS atas pembebasan Rishawi dan sebagai pertukaran dengan Muadh adalah tipuan belaka karena Rishawi adalah anggota Al-Qaeda dan ISIS bukanlah sekutunya.
Pembunuhan brutal dengan cara pembakaran hidup-hidup pilot peswat tempur Yordania Muadh al-Kasasbeh oleh ISIS nampaknya akan berdampak panjang dan serius terhadap keikutsertaan Yordania dalam koalisi pimpinan AS menyerang para militan di Suriah.
Selama ini dukungan rakyat Yordania atas partisipasi negaranya dalam koalisi hanya hangat-hangat kuku bahkan sebelum pembantaian sang pilot itu oposisi makin menguat karena hal itu membuat ISIS yang sudah ada di perbatasan makin mengincar Yordania. ISIS secara khusus menyebut monarki Hasyim itu sebagai Tiran Yordania dan negara pengkhianat karena aliansinya dengan AS
Apa yang dilakukan ISIS terhadap pilot itu seperti sebuah tembakan salvo tepat di jantung Amman. Fakta bahwa penangkapan Muadh telah menyakiti dan menghina Yordania apalagi pembakarannya mengingat upaya pembebasan yang telah dilakukan oleh suku asal Muadh dan pemerintah Yordania.
Tapi susah dan dilematis juga untuk bagi Yordania tiba-tiba menarik diri dari koalisi. Raja Abdullah II terpaksa harus makin hati-hati sambil terus membangkitkan rasa patriotisme rakyatnya dan secara tepat menyikapi tuntutan balas dendam mereka yang meneriakkan slogan “Kami adalah Muadh”.
Beberapa hal yang menimbulkan dilema adalah, pertama, lemahnya posisi Yordania dalam koalisi melawan ISIS. Ia adalah satu dari empat anggota koalisi (Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab) yang berbatasan langsung dengan Suriah dan Iraq yang telah menampung ratusan ribu pengungsi Suriah yang sebagian malah mendukung dan bersimpati terhadap ISIS atas perlawanan mereka terhadap rejim Bashar al-Assad.
Kedua, Muadh berasal dari suku Barasheh, suku utama Yordania yang menjadi tulang punggung militer Yordania. Di kota Kerak, kota asal Muadh, masyarakatnya berdemo menyuarakan slogan anti koalisi dan meminta Raja Abdullah untuk menarik diri dari kampanye melawan ISIS.
Meski dilematis, nampaknya Raja Abdullah saat ini harus berkonsentrasi untuk “melayani” makin menguatnya tuntutan balas dendam dan makin bersatunya rakyat Yordania untuk melawan ISIS. Status syuhada Muadh bisa jadi pemicu serangan militer Yordania terhadap ISIS di wilayah Suriah, persis seperti yang diharapkan oleh ISIS.
Militer Yordania yang antara lain berkekuatan 30.000 tentara khusus lulusan King Abdulah Special Operation Training Center (KASOTC) yang terkenal itu bisa menjadi ujung tombak serangan darat koalisi. Tentu saja kekuatan darat Yordania akan didukung oleh angkatan udaranya.
Kemungkinan kita selanjutnya akan menyaksikan makin kuatnya serangan ISIS ke selatan dengan eksekusi yang makin mengerikan dan perang di media sosial. ISIS dengan dukungan ekstrimis yang berasal dari negara-negara koalisi akan menantang Yordania dalam pertempuran langsung. Namun yang akan dihadapi ISIS adalah tentara Yordania yang penuh dendam kesumat.
(mdk/tts)