Pos lintas lima-lima
Perlintasan kereta Cipinang Lontar sering disebut jalur tengkorak.
Peluit putih menjadi teman setia lelaki tua bernama Turasman. Dia terus sibuk meniup peluit saban kereta melewati pos perlintasan Cipinang Lontar, Jakarta Timur. Tetap saja masih ada pengendara bandel menerobos palang menghadang.
Sejak pukul delapan pagi, pria 56 tahun ini menjaga perlintasan dengan rekannya, Jamaludin. Keduanya berbagi tugas. Jamal, panggilan akrab lelaki 20 tahun itu, memegang kendali sinyal dan komunikasi antar stasiun.
"Saya biasa mengawasi lalu lintas sambil melihat langsung para pengendara. Soalnya banyak yang bandel," kata Turasman saat ditemui merdeka.com kemarin di tempat dia bekerja.
Dua topi dinas berlogo Garuda telah usang tergantung dalam pos perlintasan seluas 24 meter persegi itu. Di dinding juga menempel sebuah papan daftar semboyan dan urutan semboyan sinyal peraturan dinas.
Sebuah telepon dengan radio berkoar. "Lima-lima masuk." Jamal segera mengangkat telepon sambil menyahut. "Dikopi, aman," ujar pria lulusan sekolah dasar ini. Sesuai urutan, pos lintas kereta Cipinang Lontar berkode lima-lima.
Jamal kemudian menekan sebuah tombol kuning berfungsi sebagai penutup palang lintas di atas kotak panel dengan panjang setengah meter dan lebar sepuluh sentimeter. Terdapat empat tombol di atas panel ini. "Dari barat masuk," teriak Jamal kepada Turasman berada di luar. Artinya kereta dari arah Stasiun Jatinegara menuju Klender akan melintas.
Jamal mencatat setiap kereta lewat. Mulai dari jenis kereta dan jam melintas pada buku daftar terima perjalanan (PJL) atau daftar kereta lewat. "Seharian bisa sampai 200-an kereta lewat," ujarnya.
Teman-teman Turasman menyebut pos lintas Cipinang Lontar sebagai jalur tengkorak. Pos lima-lima memang berdiri di antara perempatan Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Di situ bertemu empat jalur lalu lintas dari arah Klender, Jatinegara, Pulogadung, dan Cipinang Buaran.
"Pagi dan sore itu jam paling rawan. Hampir semua pengendara menerobos palang pintu," tutur Turasman. "Macetnya bisa panjang, buntutnya bisa ketahan sampai perlintasan kereta."