Wishnutama: Birokrasi Ribet, Bikin Gemes
Segudang masalah sudah dipelototi. Selama itu pula Wishnutama merasa ada kejengkelan dengan sistem birokrasi di pemerintahan.
Berbatik lengan panjang, Wishnutama Kusubandio baru selesai menjalani rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen pada Kamis, 7 November 2019. Kesempatan itu menjadi pengalaman baru bertemu para wakil rakyat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu tidak datang sendiri. Sosok Angela Tanoesoedibjo sebagai wakil menteri turut hadir. Mereka kompak memakai batik. Kemudian mendengar segala aspirasi disampaikan para anggota DPR.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
-
Apa yang diresmikan oleh Kemenparekraf di Desa Wisata Jerowaru? Ekowisata Bale Mangrove adalah bukti nyata kolaboraksi yang kuat dari keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 di Desa Wisata Jerowaru,” kata dia.
Rapat diagendakan berlangsung pukul 2 siang itu baru selesai selepas Magrib. Selain perkenalan, Wishnutama merasa banyak masukan didapat dari pertemuan itu selaku mitra kerja. "Kelihatan betul sangat mendukung," ujar mantan bos Net Mediatama Televisi itu.
Lebih kurang dua pekan dirinya menjabat posisi menteri. Segudang masalah sudah dipelototi. Selama itu pula Wishnutama merasa ada kejengkelan dengan sistem birokrasi di pemerintahan.
Berikut petikan wawancara Jurnalis merdeka.com Anisyah Al Faqir dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama usai menggelar rapat dengan Komisi X DPR:
Belajar Memahami
Bagaimana hasil rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR yang Anda dapatkan?
Hasilnya positif, sangat cair diskusinya, juga sangat produktif dan saya sangat menikmati dan senang dengan apa yang terjadi hari ini. Dan teman-teman anggota Komisi X DPR juga sangat kelihatan betul sangat mendukung banget dengan apa yang akan kami lakukan dan dengan diskusi dan dialog yang tadi dan semua berjalan dengan baik
Sebetulnya banyak yang tadi disampaikan para anggota Komisi X DPR yang sebelumnya sudah kami lakukan, tapi karena memang ini lebih kepada perkenalan jadi kami hanya menceritakan yang quick win saja kurang lebih.
Tetapi sebetulnya banyak juga yang bisa kita tampung yang bisa kita laksanakan yang saya pikir akan bermanfaat bukan hanya untuk pariwisata tapi juga untuk kemajuan ekonomi kreatif ke depan.
Ketika sudah menjalani tugas sebagai menteri, Anda sempat kesal dengan sisten birokrasi. Bisa dijelaskan apa saja kesulitan yang membuat Anda seperti itu?
Artinya gini lho, kalau birokrasi itu kan jauh lebih complicated dari pada kehidupan di swasta. Kemarin kalau swasta kan besok ke kiri, ke kiri semua. Kalau bisa ke kanan ke kanan semua. Kalau di birokrasi kan tidak sesederhana itu.
Jadi memang karena kebenaran saya ingin melakukan sesuatu yang kadang-kadang banyak aturan ini itu, jadi gemes ya. Jadi gemes bahkan yang sederhana saja kadang-kadang agak sulit.
Itulah yang kenapa saya bilang, 'waduh, di birokrasi ini lumayan ini.' Tetapi, saya menikmati dan berusaha mempelajari apa dan bagaimana caranya tetap menghasilkan dampak yang positif.
Sudah menemukan formula untuk mengatasi berbelitnya sistem birokrasi?
Baru satu setengah minggu (sebagai menteri). Pasti karena kan prinsipnya saya ingin Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini, langkah-langkahnya efektif, efisien, punya dampak, seperti kata presiden. Misalnya, bukan mengirim saja tapi juga menerima.
Itu yang menurut saya apa yang disampaikan Pak Presiden (Jokowi) kita dapat wujudkan dalam waktu segera mungkin. Tapi caranya saya harus memahami betul birokrasi itu sendiri kalau kita tidak memahami nanti malah salah jalan makanya kurang lebih seperti itu
Apa saja kendala pariwisata dan ekonomi kreatif dan bagaimana penyelesaiannya?
Tidak ada yang sulit. Yang penting niatnya kita. Bagaimana pada akhirnya saya mengambil kesimpulan seperti, apakah kita ingin membuat segala sesuatu lebih baik. Asal kita niat pasti ada jalan.
Jadi saya juga bukan pesimis sama sekali, tapi saya justru sangat optimis. Tetapi untuk jadi optimis yang tepat itu harus betul-betul paham.
Setelah menempati posisi menteri, Anda melihat kendala Kementerian Pariwisata yang susah berubah sejak lama apa saja?
Sejauh ini enggak ada kendala, hanya sesuatu yang berbeda saja. Hanya lebih ribet birokrasinya. Tapi itu kan bukan kendala, tapi bisa dipelajari.
Permintaan Presiden Jokowi
Dalam rapat dengar pendapat sempat disinggung soal mengembangkan wisata di Papua Barat, bisa dijelaskan bagaimana rencana itu?
Di situ memang ada Raja Ampat, yang memang menjadi sangat menarik sekali tetapi akses ke sana masih belum. Itu juga pernah saya bicara beberapa kawan-kawan di Papua Barat dan menteri lain juga, bagaimana ini menjadi salah satu daya tarik dan mudah juga ke sananya sebagai daya tarik juga. Karena mungkin itu akan jadi salah satu lokasi diving yang terbaik di dunia.
Lalu bagaimana kita mempromosikan ini, tapi jangan sampai kalau sudah dipromosikan orang yang datang malah jadi kecewa, sampai bilang kecewa, sengsara. Jadi harus dibikin konektivitas kenyamanan dan sebagainya agar wisatawan balik lagi.
Turis itu kan lihat iklan kita, lalu datang dan jangan sampai dia kecewa karena kalau kecewa dia tidak akan balik lagi seumur hidup. Karena pilihannya banyak wisata budaya dan itu yang paling penting
Bisa dijelaskan bagaimana tantangan penggabungan antara Pariwisata dan Ekonomi kreatif?
Ya memang itu tantangan baru. Badan pariwisata dan ekonomi kreatif itu dilebur dan itu sudah jalan.
Cuman gini, karena sifatnya dadakan maka kita gabung dulu sementara tetapi Perpres 70 tahun 2019, itu hanya berlaku sampai 31 Desember. Sebelum itu kita harus mengusulkan struktur organisasi kita ini seperti apa ke depan. Pasti ada gambarannya
Capaian ekonomi kreatif di Indonesia masih 8,8 persen, masih jauh dari negara lain yang 12 persen. Bagaimana anda menyikapi kondisi itu?
Itu harus saya pelajari lagi lebih lanjut. Itu harus lebih detail, kalau bicara angka-angka, saya harus tahu betul apa sih tantangannya, apa sih masalahnya, enggak bisa cuma sekedar tinggal naik segini, enggak bisa seperti itu. Itu harus sangat detail
Apa yang menjadi menjadi fokus target bagi bidang Pariwisata ke depan?
Ada yang sifatnya begini, kalau pariwisata itu kan sifatnya misalnya Desember nanti ada musim libur, lalu bagaimana langkah-langkah kita di situ lalu setelah itu untuk tahun depan itu apa.
Super prioritas itu bagaimana mengakselerasinya, mempercepatnya, jadi hitungannya kita itu bukan 100 hari tapi per season. Beda dengan Kementerian lain kalau kita kan per season. Season momentum, bagaimana selesainya beberapa infrastruktur yang kita bangun untuk super prioritas itu tadi.
Seperti apa pesan khusus Presiden Jokowi kepada Anda untuk pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia?
Pesan Pak Jokowi, pasti yang jelas adalah bagaimana menciptakan daya tarik pariwisata itu sendiri. Bagaimana hasil dari ekonomi kreatif itu punya daya saing dengan produk-produk luar. Sehingga bisa dijadikan produk ekspor terus tentunya.
Kerja sama antara ekonomi kreatif dan pariwisata. Itu akan mengakselerasikan dua bidang ini yang artinya begini, kalau dulunya pariwisata, misalkan targetnya 10, lalu ekonomi kreatif 10 juga, dan dengan digabungkan itu semua lewat akselerasi akan bisa jadi jauh lebih cepat lagi bukan hanya 10 bahkan 12 atau lebih dari itu karena saling mendukung.
Itu yang kita sebut kolaborasi utama. Karena ini juga penting jangan sampai era sekarang kita bicara terus soal ego sektoral, tapi kita harus dapat bekerjasama dengan meleburnya pariwisata dan ekonomi kreatif.
Saya amat meyakini akan menghasilkan dampak yang luar biasa di kedua belah pihak bukan di salah satu saja.
(mdk/ang)