4 Mobil buatan Indonesia tak kalah keren dengan luar negeri
Desainnya menarik. Jika diproduksi massal dengan harga yang kompetitif maka akan laris.
Sebagai Negara yang besar sudah sangat wajar Indonesia memiliki mobil nasional. Beberapa produksi berhenti tengah jalan karena beberapa kendala.
Namun, meski ada kekurangan sana-sini ada beberapa mobil buatan anak bangsa telah berhasil memukau. Bahkan jika diproduksi masal, mungkin banyak masyarakat yang akan kecantol dengan desain indahnya dan memutuskan membeli. Ini daftar mobilnya:
-
Bagaimana mobil listrik jenis PHEV bekerja? Prinsipnya sama dengan HEV, tapi lebih canggih dari sisi baterai. Sebab daya baterainya dapat diisi ulang di charging station, selain memanfaatkan energi kinetis dari hasil pengereman.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Bagaimana peran Indonesia dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global? Indonesia dapat terus memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baterai EV global, tidak hanya memenuhi permintaan domestik tetapi juga kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan global akan nikel berkualitas tinggi.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
Mahesa, mobil pertanian seharga Rp 50 juta-an
Mobil pedesaan asal Klaten, Jawa Tengah yang digagas oleh Sukiyat heboh beberapa waktu belakangan ini. Mobil yang diberi nama Mahesa ini adalah mobil buatan asli Indonesia, dan mobil ini memiliki fungsi sebagai moda transportasi untuk memudahkan aktivitas pertanian.
Nama Mahesa sendiri memiliki arti yang mendalam, Mahesa dalam bahasa Jawa kuno adalah kerbau. Dan kerbau dalam pertanian sangat penting dalam membajak sawah. Mobil Mahesa memiliki tiga varian, yakni double cabin warna kuning yang dipatok Rp 70 juta, pick up kelir merah Rp 60 juta dan kendaraan alat pertanian warna putih Rp 50 juta. Menariknya mobil Mahesa ini bisa dihubungkan dengan alat pertanian lain karena di bagian belakang mempunyai power take off (PTO )yang dapat disambungkan ke peralatan mesin untuk membantu petani.
SV-1, mobil sport yang ramah lingkungan
Mobil nasional kedua yang memiliki desain menawan, sporty, dan futuristik adalah SV-1. Hasil kerjasama coachbuilder Signal Kustom dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini juga hadir dengan motor listrik ramah lingkungan.
Meski ramah lingkungan, motor listrik SV-1 ini masih bisa diajak lari dengan kecepatan maksimal yang diklaim dapat menyentuh angka 150 km/jam. Desain SV-1 ini terbukti jempolan karena sukses memenangkan salah satu kontes modifikasi terbesar di Indonesia.
Pindad Piev
Mobil nasional yang hadir dengan desain tak kalah dari pabrikan dunia berasal dari Pindad. Mobil bernama Pindad Piev ini mengusung konsep mobil listrik ramah lingkungan namun tetap miliki kesan sporty.
Mobil Hactback dua pintu ini mengusung mesin listrik dengan tenaga maksimal mencapai 25KW yang mampu menghasilkan torsi maksimal hingga menyentuhkan angka 40Nm. Mobil yang masih dalam tahap pengembangan ini diklaim mampu lari hingga kecepatan 80km/jam dengan jarak tempuh maksimal 80 km untuk sekali isi daya baterai.
Mobil listrik Ezzy II, buatan mahasiswa ITS
Presiden Joko Widodo sudah mencoba mobil listrik Ezzy II buatan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di Gerbang Tol (GT) Warugunung pada Desember 2017 lalu.
Mobil listrik Ezzy II menggunakan tenaga baterai sebesar 20 kWh dengan kemampuan jarak tempuh 130 km. Selain itu, mobil ini bisa melaju dengan kecepatan maksimum 180 km per jam dengan pendistribusian berat yang jauh lebih stabil.