Kisah Inspiratif Fauzan, Penderita Lemah Otot Tetap Semangat Bersekolah
Lahir secara normal tanpa satu kekurangan apapun pada (31/5) lalu, Fauzan Akmal Maulana, tiba-tiba saja tak bisa bangkit dari kasur di pagi hari di tahun 2015.
Hidup dalam keterbatasan bukan halangan bagi Fauzan Akmal Maulana, (15) penderita Distrophia Muculor Progresive (DMP) atau kelemahan pada otot, untuk menempuh pendidikan formal di sekolah Terbuka.
Meski saraf-saraf ototnya semakin melemah, namun tidak melemahkan keinginan Fauzan untuk mengenyam pendidikan formal dan menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Kapan Ali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya dalam cerita inspiratif kelima? Akhirnya, seorang dermawan terinspirasi oleh dedikasi Ali dan memberinya beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya.
-
Kenapa kata-kata berkelas ini bisa memberikan inspirasi dalam hidup? Kata berkelas bisa dibaca untuk memberikan inspirasi dan semangat dalam menjalani kehidupan.
-
Apa yang membuat kata-kata motivasi pendidikan begitu istimewa? "Kata-kata motivasi dalam dunia pendidikan bukan sekadar rangkaian huruf yang menyusun kalimat-kalimat indah. Mereka adalah sumber semangat, kebijaksanaan, dan inspirasi yang mampu mengubah arah perjalanan pendidikan seseorang."
Lahir secara normal tanpa satu kekurangan apapun pada (31/5) lalu, Fauzan Akmal Maulana, tiba-tiba saja tak bisa bangkit dari kasur di pagi hari di tahun 2015.
"Waktu itu kelas 5 SD, padahal kelas 1,2,3 itu enggak apa. Saya bisa ikut upacara, bisa main sepeda kaya anak-anak biasa," kenang dia, Selasa (19/3) mengawali pembicaraan dengan merdeka.com di SMP Terbuka 1 Tangerang Selatan.
Dia dan keluarga hanya bisa pasrah, sampai kemudian divonis Dokter dari RSU Fatmawati, Jakarta Selatan, Fauzan mengidap penyakit otot lemah (DMP). Yang merupakan penyakit genetik berdasarkan keturunan.
"Awalnya dapat keringanan dari kepala Sekolah di SD, tapi saya tetap mau ikut sekolah. Akhirnya bisa lulus (SD) juga," ucap dia.
Tak sampai di situ, semangat Fauzan melanjutkan sekolah ke tingkat lebih tinggi dia wujudkan, dengan mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMP Terbuka 1 Tangerang Selatan.
"Karena kami juga engga mampu memasukkan Fauzan ke sekolah berkebutuhan khusus swasta, akhirnya dapat informasi ada SMP terbuka di Tangsel, dan kami mendaftar," kata Winih (49), Ibu Fauzan.
Di tengah keterbatasannya itu, Winih berupaya memenuhi keinginan Fauzan yang kuat untuk meneruskan pendidikan formalnya di sekolah.
"Dasarnya memang dia senang sekolah, dia dan kami keluarga juga tidak pernah menganggap Fauzan ini lemah, tak berdaya. Kami kuatkan, dan akhirnya bisa sekolah sampai sekarang mau Lulus SMP," terang dia.
Winih yang hanya berjualan gorengan ke toko-toko langganannya, mengaku selalu menyempatkan diri untuk mengantarkan Fauzan bersekolah, dengan berboncengan sepeda motor.
"Kalau di tempat kegiatan belajar (TKB), saya bonceng dia naik motor. Kalau ke sekolah Induk di SMP Terbuka 1 Tangsel, kami sewa angkot bersama teman-teman dari TKB kami di Pondok Aren," ucapnya.
Diceritakan sang Ibu, Fauzan amatlah bersemangat, ketika menjalani rutinitasnya belajar di sekolah. Dia juga sangat antusias dengan pelajaran-pelajaran hafalan.
"Memang kata dokter sensorik, motorik dan otaknya bagus bisa tumbuh baik. Cuma lemah pada ototnya, sehingga makin ke sini, kakinya makin mengangkat dan kecil. Tapi untuk belajar dia masih bisa menerima pelajaran," ucap janda dua anak ini.
Winih pun tak putus asa, di tengah badai cobaan, pasca ditinggal pergi sang suami yang meninggal awal Februari 2019 ini, Winih tetap semangat menghidupi dua buah hatinya Fauzan dan Nisrina Fauziah (21), yang saat ini sudah berkuliah.
"Fauzan dengan segala kekurangannya sangat bersemangat untuk sekolah. Katanya mau jadi Dokter. Apalagi saya, meski harus berjuang seorang diri, pasti saya korbankan semuanya," ucap Winih.
Saat ini Fauzan tengah duduk di bangku sekolah kelas IX SMP Terbuka Tangsel, dia dan orang tuanya juga belum mengetahui akan melanjutkan pendidikan ke mana.
"Fauzan tetap semangat untuk melanjutkan sekolah ke SMA atau SMK. Tapi saya juga belum tahu di mana sekolah yang bisa menerima dan terjangkau," ucap Winih.
(mdk/rhm)