250 Dinamit hilang, 'warisan' Irjen Suhardi di Jawa Barat
Kini pekerjaan rumah itu menjadi tanggung jawab Brigjen Mochammad Iriawan yang ditunjuk menjadi Kapolda Jawa Barat.
Hilangnya 250 batang dinamit sempat membuat heboh. Saat itu Inspektur Jenderal Suhardi Alius belum genap sebulan menjadi Kapolda Jawa Barat. Belum juga kasus itu terungkap, Suhardi sudah mendapat promosi menjadi Kabareskrim Mabes Polri.
Mengungkap raibnya bahan peledak itu harus menjadi perhatian khusus. Kini pekerjaan rumah itu menjadi tanggung jawab Brigjen Mochammad Iriawan. Kapolda NTB itu ditunjuk Kapolri Jenderal Sutarman menduduki pos yang ditinggalkan Suhardi.
Kejadian hilangnya dinamit bermula ketika empat truk pengangkut milik PT Batu Sarana Persada yang beralamat di Desa Rengas Jajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, membawa paket dinamit secara beriringan dari gudang handak (Bahan Peledak) PT MNK pukul 14.00 WIB. Selain dinamit, diangkut juga amonium Nitrat sebanyak 30.000 Kg, Dinamit 2.000 Kg, dan detonator listrik 4.000 unit.
Empat truk sampai di Cigudeg, Kamis (27/6) sekitar pukul 04.00 WIB. Namun, salah satu truk dalam kondisi terbuka terpal penutupnya dan kehilangan dua boks berisi 250 batang dinamit seberat 50 kilogram.
Setelah kejadian, seluruh penjuru Bogor dijaga ketat, tak terkecuali pintu keluar dan masuk Istana Bogor. Polisi juga bekerjasama dengan Denpom III Siliwangi TNI AD, untuk mengatasi kejadian yang tidak diinginkan.
Polisi menduga pelaku adalah bajing loncat. Kawanan bajing loncat mencuri dinamit dengan cara merobek terpal penutup truk. Polisi di sekitar lokasi mengatakan kawanan bajing loncat tak mengetahui kalau yang mereka curi adalah dinamit. Dikira truk sembako, karena bak truk hanya ditutupi kain terpal seperti angkutan sembako pada umumnya.
Irjen Suhardi kala itu menegaskan telah mengerahkan seluruh jajarannya untuk memburu pelaku. Dinamit itu digunakan untuk menghancurkan batu dan dibeli dari distributor di Jakarta.
"Masih kita investigasi, apakah hilang atau dicuri. Tim dikerahkan dari Polres Bogor, Subang dan Polda Jawa Barat," kata Suhardi kala itu.
Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo saat itu langsung memerintahkan jajaran kepolisian Bogor untuk meningkatkan keamanan. Dia juga meminta kepada tim penyelidik untuk segera menemukan benda berbahaya tersebut.
"Tentunya karena ada kejadian seperti itu, hal itu (penambahan pengamanan) harus disampaikan ke semua jajaran, petugas lapangan, dan kita tim terus melakukan penyelidikan," ujar Timur di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (27/6).
Timur menambahkan, Polri akan bekerja secara serius untuk menemukan bahan peledak yang diketahui hilang saat berada di Leuwiliang, Bogor. Sebab, jika jatuh ke tangan orang yang tidak berhak dapat menyebabkan dampak serius bagi masyarakat umumnya.
"Kalau jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, itu akan menimbulkan kerugian, tapi sekali lagi semua penyelidikan sedang berjalan," tegasnya.