4 Polisi yang jadi sorotan saat ledakan di Sarinah
Banyak yang mengagumi mereka saat tertangkap kamera tengah beraksi menangkap pelaku teror di Sarinah.
Ledakan bom bunuh diri dan baku tembak terjadi di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1). Lima pelaku teroris melakukan teror dengan bom bunuh diri dan menembaki polisi.
Namun saat terjadi baku tembak, ada polisi yang menjadi sorotan publik hingga netizen juga ikut meramaikan peristiwa ledakan tersebut.
Sejumlah foto tembak menembak dan pengepungan teroris beredar di media sosial. Bukan soal penangkapannya, tapi penampilan polisi-polisi yang dianggap keren oleh netizen justru ramai dibahas di media sosial.
Salah satunya polisi yang dianggap ganteng adalah Rino Soedarjo. Padahal polisi nan stylish itu Kompol Teuku Arsya Khadafi. Rino sendiri adalah warga sipil.
Berikut 4 polisi yang jadi sorotan saat ledakan di Sarinah yang dirangkum merdeka.com:
-
Mengapa polisi cepek semakin banyak di Jakarta? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
Kompol Teuku Arsya Khadafi disebut netizen polisi ganteng
Peristiwa ledakan dan aksi baku tembak di Sarinah, Thamrin, Kamis (14/1) kemarin siang menyimpan sejumlah cerita unik. Selain cerita tidak takutnya warga yang malah asyik menonton polisi vs pelaku, terselip sosok polisi ganteng yang menyedot perhatian masyarakat.
Polisi itu yakni, Teuku Arsya Khadafi. Ia dinobatkan sebagai polisi ganteng oleh para netizen atau peselancar dunia maya. Sosok Arsya menjadi viral di dunia maya setelah aksinya tertangkap kamera salah satu warga.
Saat itu, Arsya dengan tubuh tegapnya tengah mengintai keberadaan pelaku teror di salah satu gedung di Sarinah, Thamrin. Lengkap dengan kacamata serta rambutnya yang klimis tertata rapi, hal itulah yang kerap membuat netizen menjadi 'gemes'.
Dengan hastag #kaminaksir, para netizen tak henti-henti mengagumi polisi satu ini. Lalu siapa kah Arsya itu?
Arsya merupakan perwira menengah di Polda Metro Jaya dengan pangkat komisaris. Pria yang sudah mempunyai anak istri ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 2003.
Pada tahun 2000, usai lulus SMA, Arsya mendaftar Akademi Kepolisian dan lekas diterima hanya dalam satu kali tes percobaan. Makanya saat itu dia membatalkan masuk beberapa perguruan tinggi yang telah menerimanya dan mengambil Akademi Kepolisian.
Melalui debutnya, Arsya masuk Akademi Kepolisian tahun 2000 di Polda Metro Jaya, dan kemudian lulus tahun 2003. Beberapa jabatan pun sempat disabet oleh Arsya.
Di Polda Metro Jaya, Arsya pernah menjabat sebagai Kepala Unit 2 Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kini Arsya menjabat Kepala Unit 3 Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.
Cerita heroik perwira Polair ikut lumpuhkan teroris di Sarinah
Anggota Polair, AKPB Untung Sangaji, menjadi saksi teror mengerikan di Starbucks dan Pospol Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Saat itu, kebetulan dirinya berada di sekitar Sarinah sedang santai ngopi.
"Awalnya saya sedang ngopi sambil tugas di jalur Presiden lalu lalang pulang," terang Untung saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (14/1) malam.
Saat itu, dia bersama beberapa rekannya salah satunya Kombes Pol Urip Widodo. Posisinya berada di sisi kiri gedung Sarinah.
Lagi asyik menyeruput kopi, terdengar suara dentuman sangat keras. Dia langsung menuju suara ledakan.
Beranjak dari kursi, Untung sudah melihat suasana sekitar Sarinah semrawut. Banyak orang berlarian sambil berteriak. Suasana ketakutan sangat tergambar.
"Saya keluar dari Kedai Walnut kemudian orang-orang pada berlarian menjauh dari ledakan. Saya menuju arah pos lantas ternyata sudah ada 3 jenazah," imbuhnya.
Melihat anggota polantas sudah tergeletak, dia meminta orang-orang terdekat di lokasi membantunya melakukan evakuasi. Saat itu, kembali terdengar ledakan tepat dari depan Starbucks.
"Saya pun mengeluarkan pistol dan mendekat ke arah itu. Saya kemudian melihat pelaku megang senjata dan melempar bom ke bawah mobil Karo Ops Polda Metro Jaya," terangnya.
Bom tersebut meledak. Setelah mobil terhenti, Untung coba melingkari ke arah kiri dan menembak pelaku yang masih memegang beberapa bom.
"Ketika perhatian pelaku ke arah mobil Karo Ops, saya melingkar dari sisi kiri Starbucks kemudian menembak ke arah dada dan kaki pelaku. Tiba-tiba bom jatuh dari tangannya kemudian meledak," jelasnya.
Irjen Tito pimpin langsung ledakan bom di Sarinah
Ledakan bom dan disertai penembakan terjadi di Pos Polisi di depan Sarinah, Jakarta Pusat. Empat orang tewas akibat ledakan tersebut.
Pantauan merdeka.com di lokasi, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tiro Karnavian langsung tiba di lokasi kejadian. Irjen Tito memerintahkan anak buahnya untuk mensterilkan seluruh gedung yang berada di sekitar Sarinah. Tito pun menjadi perhatian publik dan sorotan media.
Tito yang mengenakan rompi dan helm anti peluru juga meminta anak buahnya menyisir lokasi kejadian ledakan untuk memastikan agar tak ada ledakan susulan. Selain itu, ia meminta warga dan wartawan untuk jauh dari lokasi ledakan tersebut.
"Semua gedung yang ada di sini (Sarinah) suruh pada keluar semua. Ingat minta mereka (warga atau karyawan) angkat tangan dan jaga mereka. Kalau yang laki-laki minta bajunya di buka," perintah Tito kepada anak buahnya di lokasi, Kamis (14/1).
Dia yang memimpin peristiwa tersebut meminta anak buahnya, jika masih ada pelaku teror yang berkeliaran lokasi kejadian langsung dilumpuhkan.
Kombes Krishna Murti saat baku tembak di Sarinah
Setelah mendapatkan laporan adanya bom di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1) siang, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti langsung menuju TKP dan menjadi sorotan publik.
Krishna terlihat jelas disorot media bersama anak buahnya melakukan penyergapan pelaku teroris. Ia dengan menunduk menuju arah Kafe Starbuck, di mana pelaku teroris masih berada dan memasang bom rakitan.
"Dimana pelaku, di gardu sebelah mana," teriak Krishna dengan memegang pistol di lokasi.
Ia langsung menuju di tengah jalan Thamrin, dengan menodong pistol siap tembak. Ia pun kembali sorotan media dengan gayanya membidik siap tembak pelaku.
Sementara pelaku sudah berhasil dilumpuhkan oleh anak buahnya. Ia pun meminta anak buahnya memanggil ambulance untuk membawa korban ke Rumah Sakit terdekat.
Ia yang mengenakan rompi anti peluru dan kacamata hitam, meminta anak buahnya melihat Kafe Starbuck dan menyisir seluruh gedung untuk memastikan pelaku teror sudah tak ada.