5 Cerita bendera "setengah tiang" di rumah gubernur Gorontalo
Akibat kejadian itu, banyak pihak yang kecewa dan menyayangkan peristiwa tersebut.
Menjadi bagian dari upacara peringatan hari kemerdekaan tanah air tercinta menjadi impian bagi masyarakat Indonesia. Khususnya mereka yang bertugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra).
Sayangnya upacara memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-69 di Provinsi Gorontalo, Minggu (17/8), justru diwarnai dengan insiden bendera "setengah tiang".
-
Apa yang dirayakan pada HUT RI? "Memperingati kemerdekaan bukan hanya tentang merayakan kebebasan, tetapi juga tentang berkomitmen untuk menjaga persatuan dan keadilan di negeri ini. Selamat HUT RI ke-79!"
-
Kapan Ayu Ting Ting merayakan HUT Kemerdekaan RI? Hari ini seperti biasa setiap tahun, kami berkumpul dengan warga di dekat rumah untuk merayakan 17-an.
-
Kapan penulisan ucapan HUT RI menjadi penting? Di setiap momen kemerdekaan, logo dan tema yang diusung menjadi perhatian oleh masyarakat karena mereka akan menggunakan keduanya di berbagai acara peringatan kemerdekaan ataupun di media sosial. Namun, bagaimana dengan penulisan ucapan HUT RI yang banyak orang buat? Apakah sudah benar?
-
Kapan Enzy Storia merayakan HUT Kemerdekaan RI? Enzy Storia dan suaminya yang dicintai, Molen Kasestra, ternyata turut serta merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
-
Siapa yang dirayakan di HUT RI? Tahun ini, Indonesia tengah berulang tahun ke-79.
-
Di mana Enzy Storia merayakan HUT Kemerdekaan RI? Enzy mengungkapkan kebahagiaannya dapat ikut merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia meskipun tinggal di Amerika.
Insiden itu terjadi ketika Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang tengah menaikkan bendera, tak mampu mengantarkan bendera hingga ke puncak tiang di halaman rumah dinas gubernur.
Akibat kejadian itu, banyak pihak yang kecewa dan menyayangkan peristiwa tersebut. Lalu bagaimana insiden bendera "setengah tiang" itu bisa terjadi? Berikut ceritanya.
Tali bendera tersangkut di katrol
Upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Gubernur Gorontalo dan pembaca teks Proklamasi Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Rustam Akili diwarnai dengan berkibarnya bendera "setengah tiang".
Peristiwa tersebut diduga disebabkan oleh tali bendera yang tersangkut di katrol. Meski sudah berupaya menurunkan dan mengibarkan bendera untuk kedua kalinya, usaha para Pasukan Pengibar Bendera tetap gagal.
Pengibaran bendera kedua kali tanpa iringan lagu Indonesia Raya
Melihat kejadian tersebut, Paskibra kemudian menurunkan kembali bendera dan melipatnya, agar penghormatan bendera selesai dilakukan. Paskibra kemudian menaikkan bendera untuk yang kedua kalinya dan tak lagi diiringi lagu Indonesia Raya serta tanpa penghormatan.
Upaya kedua pun tetap tidak berhasil, meski Dandim 1304 Gorontalo Letkol Inf Blasius Popilus turun langsung mendampingi pengibaran bendera.
Menghindari tali terputus dan bendera jatuh ke tanah, Paskibra memutuskan menghentikan upaya pengibaran dan membiarkan bendera berkibar setengah tiang.
Tangis anggota Paskibra pecah saat bendera berkibar "setengah tiang"
Akibat dari berkibarnya bendera "setengah tiang" para Pasukan Pengibar Bendera nampaknya tak mampu menyembunyikan kesedihan. Usai melaksanakan tugas, tangis di antara mereka pun pecah.
Mereka mengaku terpukul atas kejadian ini. "Kami sedih. Kami merasa sudah melakukan yang terbaik. Kami berlatih tiap hari agar upacara ini sukses, tapi apa mau dikata kalau kejadiannya begini," kata salah satu anggota Paskibra.
Dandim 1304 Gorontalo Letkol Inf Blasius Popilus minta maaf
Dandim 1304 Gorontalo Letkol Inf Blasius Popilus minta maaf atas insiden pengibaran bendera "setengah tiang" yang terjadi saat HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-69 di rumah jabatan Gubernur Gorontalo, Minggu (17/8).
Menurut dia, insiden tersebut terjadi tidak disengaja, melainkan akibat terkendala masalah teknis.
"Saya Letkol Infanteri Blasius Popilus Dandim 1304 selaku koordinator lapangan upacara HUT Proklamasi minta maaf atas insiden yang terjadi," ucapnya usai upacara.
Perwira menengah itu menyatakan siap bertanggungjawab atas insiden tersebut. "Jika ada yang harus disalahkan, maka sayalah orangnya. Saya bertanggungjawab atas insiden ini," ujarnya dan mendapat tepukan tangan peserta serta undangan yang hadir.
Gubernur sebut peristiwa bendera "setengah tiang" faktor alam
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan bahwa insiden tersebut tidak sepatutnya ada yang disalahkan.
"Ini faktor teknis dan alam saja, saya yakin tidak ada yang menginginkan insiden seperti ini terjadi. Saya juga percaya semua sudah melakukan yang terbaik," ungkapnya.
Upacara tersebut dipimpin oleh Gubernur Gorontalo dan pembaca teks Proklamasi adalah Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Rustam Akili.
Sedangkan pembentang bendera adalah Prayoga Setya dari SMA I Tolangohula, pengerek bendera Sigit Prananta dari SMA Negeri I Gorontalo dan pembawa baki bendera Priscilia Laura Anastasya Pala yang merupakan siswi SMA Negeri III Gorontalo.
(mdk/dan)