5 Fakta penembakan Bripka Sukardi di depan KPK
Kuat dugaan jika pelaku satu jaringan dengan pelaku penembakan polisi di Pondok Aren.
Polisi kembali menjadi sasaran penembakan orang tak dikenal. Kali ini anggota Provos Baharkam Mabes Polri Bripka Sukardi meregang nyawa setelah tubuhnya ditembus timah panas.
Sukardi ditembak saat tengah melintas di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Pelaku disinyalir sudah mengikuti Sukardi yang sedang mengawal 6 truk dari Tanjung Priok.
Peristiwa penembakan itu terjadi kemarin, sekitar pukul 22.00 WIB. Sukardi langsung jatuh dari motor yang ditumpanginya.
Polisi yang mendapat laporan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Tiga selongsong peluru ditemukan. Kuat dugaan jika pelaku satu jaringan dengan pelaku penembakan di Pondok Aren.
Berikut 5 fakta penembakan Bripka Sukardi:
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
Pelaku 4 orang, naik motor Vixion
Polisi mulai menemukan titik terang terhadap pelaku penembakan Bripka Sukardi. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara dan keterangan saksi mata diketahui pelaku berjumlah lebih dari dua orang.
Pelaku menurut keterangan saksi berjumlah 4 orang dengan mengendarai sepeda motor Vixion merah, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto kepada merdeka.com, Rabu (11/9).
Menurut Rikwanto, saat kejadian anggota provos Baharkam Mabes Polri itu sedang mengawal 6 unit truk tronton bermuatan elevator part dari Tanjung Priok menuju Rasuna Said Tower, Setiabudi. Sukardi tewas dengan tiga luka tembak.
Korban mengalami 3 tembakan di dada dan perut. Saat ini korban sedang di visum di RS Kramatjati. Sementara 11 saksi sedang diperiksa, katanya.
Pelaku ambil pistol Bripka Sukardi
Wakapolri Komjen Oegroseno mengatakan, usai melepaskan tembakan seorang pelaku turun dari motor, lalu mengambil pistol Bripka Sukardi. Sukardi tewas dengan luka tembak di perut dan pinggang.
Salah satu pelaku turun ambil pistol korban, lalu pergi, kata Oegroseno di lokasi kejadian, Rabu (11/9).
Namun Oegroseno belum dapat memastikan pelaku mana yang mengambil pistol. Saat beraksi pelaku yang diduga berjumlah empat orang menggunakan dua sepeda motor.
Pelaku sempat melepaskan tiga kali tembakan. Setelah tembakan pertama meleset, dua kena bagian pinggang dan dada. Pelaku kabur ke Mampang, katanya.
Bripka Sukardi ditembak saat kawal 6 truk
Anggota provos Bripka Sukardi ditembak orang tak dikenal saat melintas di depan Gedung KPK. Saat itu Sukardi tengah mengawal truk yang ingin melintas menuju arah Mampang, Jakarta Selatan.
Informasi dihimpun, Selasa (10/9), pelaku yang menggunakan dua motor langsung melepaskan tiga kali tembakan yang mengenai perut dan dada. Sukardi langsung terjatuh dari motor Honda Supra X bernomor polisi B 6671 TXL, yang ditumpanginya.
Anggota provos Baharkam Mabes Polri itu sedang mengawal 6 unit truk tronton bermuatan elevator part dari Tanjung Priok menuju Rasuna Said Tower, Setiabudi, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto.
Modus dan kaliber peluru sama dengan penembakan Pondok Aren
Wakapolri Komjen Oegroseno menilai modus operandi penembak Bripka Sukardi sama dengan kejadian di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Melihat caranya, pelaku diduga sudah merencanakan aksi ini secara matang.
Modus hampir sama, dihadang, ditembak. Proyektil masih diperiksa labfor. Sepertinya direncanakan, ujar Oegroseno di lokasi kejadian, Rabu (11/9).
Mengenai jenis peluru, menurut Oegroseno, kaliber pelurunya hampir sama dengan Pondok Aren. Yang jelas bukan revolver, tuturnya.
Menurutnya, pelaku datang dari jalur lambat sama dengan korban. Sukardi tengah melintas menuju Mampang Prapatan.
Pelaku melawan arus, lalu tembak Bripka Sukardi
Bripka Sukardi, salah satu anggota Provos Polairud Mabes Polri tewas ditembak oleh pelaku yang menggunakan dua motor. Sukardi ditembak saat melintas di depan gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (10/9) malam.
Menurut Wakapolri Komjen Oegroseno, berdasarkan hasil rekaman CCTV yang berada di KPK dan olah tempat kejadian perkara (TKP), sebelum menembak pelaku telah menunggu korban melintas. Pelaku yang menggunakan dua motor menanti korban di belakang gedung KPK di Jalan H Cokong.
Setelah korban melintas mereka keluar dari jalan tersebut dan menghampiri korban, ujar Oegro di lokasi kejadian, Rabu (11/) dini hari.
Selanjutnya, salah satu motor pelaku menyalip untuk memperlambat laju kendaraan korban. Sementara itu, motor pelaku yang lainnya berpura-pura menyalip korban dari samping dan mendahuluinya.
Setelah menyalip, dia memutar balik dan menembak ke arah korban, katanya.
Baca juga:
Ini strategi penembak Bripka Sukardi
Ini lokasi Bripka Sukardi yang tewas ditembak orang tak dikenal
Teroris akan kirim 'pesan' lain pasca-penembakan Bripka Sukardi
'Prajurit dekat sama maut, jenderal malah berekening gendut'
Putri Bripka Sukardi: Ini sadis, ayah tidak salah tapi dibunuh