5 Fakta Penyebab Gunung Merapi Yogyakarta Sering Meletus
Gunung Merapi di Yogyakarta kerap mengeluarkan letusan. Apa yang menyebabkan Merapi terus meletus?
Gunung Merapi Yogyakarta terus erupsi. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Namun letusan Gunung Merapi yang paling disorot saat 2006. Saat itu, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi.
Kemudian pada 15 Mei 2006, Merapi meletus. Dan pada 2 sampai 4 Juni, volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik, artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
Lalu pada 2010, Merapi kembali mengeluarkan awan panas, hingga membinasakan pemukiman di kaki gunung, termasuk rumah alm Mbah Marijan. Hujan abu vulkanik diketahui mencapai seluruh Yogyakarta, bahkan Bandung dan Bogor.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan Gunung Merapi Yogyakarta sering meletus?
Adanya Dorongan Tekanan Air
Pada 2018, terjadi letusan freatik Gunung Merapi. Letusan ini terjadi berkali-kali.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho saat itu, letusan freatik disebabkan karena dorongan tekanan uap air. Dorongan ini terjadi akibat kontak massa air dengan panas di bawah kawah Gunung Merapi.
Magma yang Terus Mendorong ke Permukaan
Sutopo menjelaskan, Gunung Merapi meletus juga karena dorongan magmatik. "Yang pasti, magma terus mendorong ke permukaan sehingga letusan makin sering," kata dia.
Menurutnya, dorongan magma yang makin kuat menuju ke permukaan kawah menyebabkan Gunung Merapi makin sering meletus.
Aktivitas Magma
Menurut Dosen di Department of Geology, Faculty of Earth Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung, gunung api selalu meletus karena ada aktivitas magma. Seperti di bawah, di dalam dan di atas ruang magma.
Gunung berapi yang berada di zona subduksi tempat lempeng bumi bertemu, menyebabkan satu lempeng menunjam di bawah lempeng yang lain terus menerus mendapat injeksi batuan cair baru ke dalam ruang magma.
Di bawah ruang magma itu, panas inti bumi mencairkan sebagian batuan yang ada menjadi magma baru. Batu cair segar ini akhirnya masuk ke ruang magma. Saat ruang yang sudah terisi dengan volume tertentu, tidak dapat menampung magma baru, kelebihannya akan dikeluarkan melalui letusan.
Aktivitas di Dalam Ruang Magma
Aktivitas di dalam ruang magma juga bisa menyebabkan letusan. Di dalam ruang itu, magma mengkristal karena suhu menurun. Magma yang sudah terkristalisasi lebih berat daripada batuan panas semi-cair sehingga akan tenggelam ke dasar ruang magma. Ini mendorong sisa magma ke atas, menambah tekanan pada penutup ruang itu. Sebuah letusan terjadi saat tutupnya tidak lagi mampu menahan tekanan. Hal ini juga terjadi dalam sebuah siklus sehingga dapat diprediksi.
Proses penting lainnya di dalam ruang magma adalah saat bauran magma bercampur dengan batuan sekitarnya. Proses ini disebut asimilasi. Saat magma bergerak, zat ini berinteraksi dengan bebatuan di sekeliling ruang magma.
Kadang-kadang gunung berapi mempunyai jalur untuk magma mengalir ke permukaan. Jika jalurnya tidak ada, maka magma akan memaksakan diri ke area tekanannya lebih rendah. Hal ini dapat menyebabkan dinding yang mengelilingi ruangan jebol dan runtuh.
Aktivitas di Atas Ruang Magma
Letusan juga bisa terjadi karena berkurangnya tekanan di atas ruang magma. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti penurunan kerapatan bebatuan di atas ruang magma atau mencairnya es di puncak sebuah gunung berapi. Sebuah topan yang melewati gunung berapi dalam kondisi kritis dapat memperhebat kekuatan letusan juga.
Batu yang menutupi ruang magma dapat secara perlahan melunak karena adanya perubahan komposisi mineral. Penurunan kerapatan batuan penutup pada akhirnya tidak dapat menahan tekanan dari magma.
Apa yang menyebabkan perubahan mineralogi? Terkadang, gunung berapi mempunyai celah di permukaan yang memungkinkan air meresap dan berinteraksi dengan magma. Bila ini terjadi, perubahan batuan akibat larutan hidrotermal terjadi, batuan melunak dan akhirnya mengakibatkan letusan.
Di mana magma keluar dari gunung berapi juga penting. Jika lava atau batu piroklastik keluar melalui sisi gunung berapi, gravitasi dapat menyebabkan bagian gunung berapi tersebut runtuh, menyebabkan hilangnya tekanan penutup secara tiba-tiba. Letusan besar biasanya terjadi beberapa saat setelah satu kawasan roboh.