5.000 Mahasiswa Indonesia Tertipu Beasiswa Kuliah di Asia dan Oseania
Sekitar 5.000 pelajar Indonesia yang kuliah di luar negeri tertipu oleh agen lembaga pendidikan. Jumlah tak sedikit ini dihimpun dalam kurun waktu tiga tahun terakhir oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) kawasan Asia dan Oceania.
Sekitar 5.000 pelajar Indonesia yang kuliah di luar negeri tertipu oleh agen lembaga pendidikan. Jumlah tak sedikit ini dihimpun dalam kurun waktu tiga tahun terakhir oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) kawasan Asia dan Oceania.
Saat ini jumlah anggota PPI mencapai 120 ribu orang yang berada di 57 negara.
-
Apa saja jenis beasiswa Banyuwangi Cerdas? Beasiswa Banyuwangi Cerdas terdiri atas dua skema. Pertama, beasiswa pembiayaan penuh selama delapan semester alias empat tahun, termasuk menerima uang saku bulanan. Beasiswa jenis ini juga biasa disebut "bidik misi". Kedua, beasiswa insidentil, untuk mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan namun mengalami kesulitan biaya di pertengahan jalan. Besarannya menyesuaikan dengan kebutuhan.
-
Bagaimana cara pantun ini menghibur mahasiswa? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Kenapa beasiswa Banyuwangi Cerdas diberikan? "Ini adalah upaya menjamin pendidikan bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, untuk itu perlu menjamin pendidikan mereka, untuk bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi," kata Ipuk.
-
Siapa yang menerima bantuan beasiswa dari PAN? PAN memberi beasiswa sebesar 50.000 kuota beasiswa untuk PIP (Program Indonesia Pintar) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ditambah 500 kuota beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) untuk jenjang Strata 1.
-
Siapa Panglima Jukse Besi? Andi Sumpu Muhammad yang diberi gelar Panglima Jukse Besi, dikenal dengan kesaktiannya.
-
Dimana PAN memberikan bantuan beasiswa? Beasiswa pendidikan tersebut dibagikan PAN di daerah Gersik hingga Lamongan, Jawa Timur.
Nikkolai Ali Akbar, Ketua Tim Satgas Penipuan Agen dan Kerja Paksa PPI Kawasan Asia dan Oceania periode 2019/2020, mengungkapkan ini hasil timnya berdasarkan pengakuan para pelajar Indonesia yang kuliah di Asia dan Oseania, seperti di Taiwan. Ribuan para pelajar Indonesia ini tertipu dengan info beasiswa. Salah satu penyebabnya kurang informasi dan koordinasi dengan jaringan PPI.
Menurutnya, ada dua modus operandi dalam penipuan yang dialami 5.000 PPI. Pertama, para pelajar ini dijanjikan beasiswa di kampus luar negeri. Namun, saat berada di negara tujuan, mereka diharuskan les bahasa asing negara tersebut dengan biaya sendiri tanpa kepastian kuliah di kampus tujuan.
"Modus kedua, agen menawarkan program kuliah sambil bekerja di luar negeri. Tapi faktanya, para pelajar dimintai uang dulu, kemudian tinggal di mess pabrik. Pada Senin-Jumat, mereka bekerja di pabrik, sedangkan Sabtu-Minggu baru mereka kuliah. Namun, gaji mereka justru untuk bayar biaya kuliah. Jadi tidak ada beasiswa," ujar Nikkolai yang dijumpai saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dan PPI di kampus Universitas Indonesia, Depok, kemarin (23/8).
Atas kejadian penipuan ini, lanjut Nikkolai yang kuliah di China, PPI melakukan mediasi bersama Kedutaan Besar RI di masing-masing negara kepada para agen ini untuk mencari jalan keluar. Mereka yang merasa tertipu banyak yang memutuskan pindah untuk kuliah di negara lain. Namun, tidak sedikit yang membawa kasus ini hingga ke pihak berwajib.
Untuk menghindari praktek penipuan ini, lanjut Nikkolai, PPI Dunia segera membuat megaportal yang berisi informasi beasiswa kuliah di luar negeri yang valid dan kredibel. Ini untuk melawan informasi beasiswa di luar negeri di media sosial yang akunnya diragukan kredibilitasnya.
Megaportal ini bernama PPI.ID yang akan menggantikan PPI.ORG, hasil kerja sama dengan PANDI.
Dia berharap megaportal bisa menyatukan seluruh informasi beasiswa di 57 negara perwakilan PPD, sehingga informasi yang disampaikan valid. "
Jadi ada integrasi antara para mahasiswa di Indonesia dan PPI di negara tujuan beasiswa. Mereka bisa langsung tanya bagaimana studi di sebuah negara, gaya hidup di negara tersebut hingga soal magang, kerja partime, dan informasi pajak di negara bersangkutan," kata dia.
PANDI Bantu
Yudho Giri Sucahyo, Ketua Umum PANDI, sebelumnya menjelaskan dalam kerja sama dengan PPI, pihaknya memberikan nama domain premium PPI.ID secara gratis, termasuk web hostingnya, selama masa kerja sama. PANDI juga mendorong seluruh anggota PPI di dunia menggunakan nama-nama domain yang berindentitas Indonesia, seperti domain .ID, MY.ID, S.ID (untuk penyingkatan), dan sebagainya.
"PANDI menyediakan rumahnya (domain PPI.ID), sedangkan isi/kontennya dikerjakan oleh PPI. Harapannya kerja sama ini bisa menyemarakkan nama domain .ID di kalangan pelajar Indonesia di dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan domain .ID," ujar Yudho.
Ini kontribusi PANDI di dunia pendidikan nasional, pungkas dia.
Baca juga:
PANDI Bantu PPI Dunia Bangun Megaportal Info Beasiswa dan Kuliah di Luar Negeri
148 Pemuda NTB Bisa Kuliah Gratis di 18 Universitas Malaysia
Dana Abadi Pendidikan Mencapai Rp56 Triliun di 2019
Cerita MenPAN-RB Pernah Malu sebab Anak Didik Tak Lulus Tes Beasiswa LPDP
Sea Tawarkan Program Beasiswa Undergraduate Scholarship 2019
Anggota DPRA Bantah Perintahkan Gelapkan Beasiswa