6 Ciri-ciri zaman Kalabendu versi Jangka Jayabaya
Berikut ini wawancara merdeka.com dengan Ki Tuwu untuk mengupas tentang zaman Kalabendu itu:
Dalam ramalan Jangka Jayabaya, pada Trikala terakhir adalah memasuki zaman Kalisegoro (zaman air). Di mana dalam zaman itu masih dibagi dalam Sapto Maloko yang masing-masing memiliki periode usia 100 tahun.
Salah satunya menyebutkan tentang zaman Kalabendu. Sebuah ungkapan populer yang sering diucapkan oleh orang-orang jawa adalah kalimat "zaman edan, yen ra melu edan ora kumanan".
Menurut ahli sejarah Kediri, Ki Tuwu, selain itu masih ada beberapa ciri-ciri zaman Kalabendu. Berikut ini wawancara merdeka.com dengan Ki Tuwu untuk mengupas tentang zaman Kalabendu itu:
-
Apa yang menjadi cikal bakal sejarah penerbangan sipil di Indonesia? Pesawat persembahan dari masyarakat Aceh ini menjadi langkah besar industri penerbangan sipil di Indonesia. Saat ini, orang-orang bisa menikmati penggunaan transportasi udara yang jauh lebih nyaman dan aman tentunya. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah awal mula penerbangan sipil di Indonesia. Adanya transportasi udara ini berkat tokoh dan masyarakat terdahulu yang ikut andil dalam menorehkan sejarah penerbangan sipil di Indonesia.
-
Di mana Indonesia berada dalam daftar negara dengan anggaran riset terbesar? Menurut data dari Research and Development World (R&D World) 2022, negeri ini menempati peringkat ke-34 dari 40 negara.
-
Apa saja teknologi informasi yang paling berpengaruh pada sejarah Indonesia? Perkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di era modern. Dengan terus berkembangnya teknologi, berbagai aspek kehidupan, mulai dari komunikasi, pendidikan, hingga pekerjaan, mengalami transformasi yang signifikan.
-
Apa yang menjadi dasar negara Indonesia? Pancasila adalah ideologi atau dasar negara yang dijadikan pedoman bangsa Indonesia.
-
Gunung apa yang merupakan titik tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan daftar Forbes? Di posisi pertama daftar orang terkaya Indonesia masih ditempati oleh Prajogo Pangestu dengan nilai kekayaan USD67,4 miliar.
Zaman Kalabendu yakni zaman sukar atau sengsara.
Zaman Kalabendu artinya zaman sukar atau sengsara dan angkara murka. Ialah sebuah zaman dimana tanah Jawa berada di bawah lambang atau semboyan Ratu Hartawati, yaitu ratu yang hanya mengutamakan uang dan harta benda atau kekayaan lahir belaka.
"Sedangkan rasa kemanusiaan menjadi sangat tipis dan dianggap tidak penting, bahkan dikata hampir lenyap," tukas Ki Tuwu kepada merdeka.com.
Banyak bapak lupa anak dan keluarga bercerai berai
Zaman itu terjadi ketika batin manusia banyak tidak teguh, imannya mudah luluh, dan pendiriannya gampang runtuh. Rakus serakah. Setiap saat dapat dibilang manusia hatinya panas karena terbakar oleh nafsu angkara murka.
Selain itu, manusia juga hanya berpikir bagaimana lekas menjadi kaya, serta saling berlomba hidup dalam kemewahan.
"Digambarkan juga dalam ramalan Jangka Jayabaya, banyak bapak lupa anak, anak melawan orang tua, saudara melawan saudara, keluarga saling cidera, dan murid melawan guru," imbuhnya.
Banyak orang kecil mencari kesalahan pejabat
Masih menurut Ki Tuwu, zaman Kalabendu juga digambarkan dengan banyak bawahan melawan atasan, orang kecil mencari kesalahan orang besar, kemudian merebut jabatannya. Banyak orang berkhianat terhadap kawan, bahkan terhadap saudaranya sendiri.
"Penetapan zaman Kalabendu itu dari waktu mendiang Sultan Pakubuwono IV hingga zaman kiamat kubro. Dan dalam sabda Prabu Jayabaya itu, dijelaskan bahwa Allah segera menghukum manusia atas perbuatan-perbuatan yang dilanggarnya," ujarnya.
Orang berpengaruh muncul karena suaranya lantang dan berani
Selain itu, Zaman Kalabendu juga digambarkan ketika ada hidangannya orang besar dan orang kecil (Hiku lire sesuguhe si Hadjar marang ingsung) adalah "Kembang Seruni", yaitu kata-kata samara dari kata seru dan berani. Dimana di zaman Kalabendu siapa yang bisa mengeluarkan suara seru dan berani pasti orang itu akan mendapat pengaruh luar biasa, tidak peduli ia berasal dari tingkatan apa, mempunyai cukup pengertian dan pengalaman atau tidak.
Orang berpangkat tapi jahat, orang kecil terpencil
Dalam Jangka Jayabaya juga digambarkan pada zaman Kalabendu banyak orang berpangkat makin jahat, orang kecil makin terpencil. Orang kecil banyak yang lupa asalnya. Banyak wanita hilang rasa malunya, banyak laki-laki hilang kehormatannya.
Di zaman itu juga banyak bayi-bayi mencari ayahnya, banyak perempuan jalan di pinggir jalan. Mungkin memang sudah menjadi kodrat Tuhan, Tanah Jawa mesti mengalami "wolak waliking zaman (terjadi perubahan)."
Presiden mengangkat kawan jadi pejabat dengan cara tak adil
Ketika ada raja atau presiden mengangkat kawannya yang tidak adil, juga menjadi tanda zaman Kalabendu. Selain itu, tanda lain ketika banyak pejabat makin jahat, penduduk makin terpencil. Orang yang curang semakin garang, orang jujur semakin ajur.
"Orang mulia makin tersia-sia, orang jahat mendapat derajad. Yang jahat kelebihan berkat. Suap makin meluap," tegas Ki Tuwu.
Jika semua itu masih ada, menurut Ki Tuwu berarti masih berada di zaman Kalabendu. Namun jika semua itu sirna maka akan memasuki zaman mulia, di mana Jawa akan makmur. Itu akan disertai kemunculan Ratu Ginaib, artinya pemimpin yang menjadi utusan Tuhan yang mengutamakan ketuhanan, perikemanusiaan dan perikeadilan.
(mdk/mtf)