6 WN Afghanistan kabur dari Rudemin Balikpapan, 1 orang gagal
Keenam WNA Afghanistan itu, kabur dengan memanjat tembok yang mengelilingi Rudenim. "Tapi, seorang di antaranya, patah kaki dan ditemukan warga, kemudian dikembalikan ke kita," ujar Bismo.
Enam WNA nekat kabur dari Rutan Detensi Imigrasi (Rudenim) Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan, Kalimantan Timur, pagi tadi. Seorang di antaranya, patah kaki, lalu diamankan warga dan dikembalikan ke Rudenim. Lima lainnya, masih dicari.
Peristiwa itu, diperkirakan terjadi sekira pukul 05.00 WITA, dan baru diketahui petugas Imigrasi Kelas I Balikpapan, beberapa saat kemudian.
"Benar kejadiannya. Semuanya warga Afghanistan," kata Kasubsi Pengawasan Orang Asing Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan Bismo Surono, dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (27/10).
Peristiwa itu bikin heboh warga sekitar. Keenam WNA Afghanistan itu, kabur dengan memanjat tembok yang mengelilingi Rudenim. "Tapi, seorang di antaranya, patah kaki dan ditemukan warga, kemudian dikembalikan ke kita," ujar Bismo.
"Kita sudah koordinasikan dengan semua pihak dalam Timpora (Tim Pengawasan Orang Asing), termasuk kepolisian. Foto-foto kelima WNA yang kabur itu, sudah kita sebarkan ke banyak lokasi sampai ke bandara dan pelabuhan," tambah Bismo.
Warga Afghanistan itu, diketahui sudah berada di Rudenim, sejak pertengahan 2014 lalu. Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan sendiri, belum tahu persis, penyebab mereka masih di Rudenim sedemikian lama, lebih dari 3 tahun ini.
"Mereka ini pencari suaka, dan diamankan sejak Juli 2014, saat terjaring di Balikpapan. Kami kurang tahu persis kenapa proses di UNHCR begitu lama ya, sampai sekarang ini," ungkap Bismo.
Sebelum peristiwa ini, Rudenim Balikpapan dihuni 226 orang WNA, yang masih menunggu tindaklanjut keimigrasian. "226 orang itu, 5 orang kabur. Jadi sekarang menyisakan 221 orang di Rudenim," terangnya.
Ditanya merdeka.com lebih jauh apakah kelima orang WNA Afghanistan yang kabur ini berbahaya, Bismo tidak tahu persis.
"Mereka masuk DPO ya sekarang. Untuk itu (berbahaya atau tidak), kurang tahu. Yang namanya melarikan diri ya mesti dicari juga," demikian Bismo.