600 Ayam di Palembang Mati Mendadak Terserang Flu Burung
Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel drh Jafrizal mengungkapkan, kasus tersebut terjadi di Sekojo, Kecamatan Kalidoni, Palembang, sebanyak 400 ekor dan kawasan Plaju sekitar 200 ekor.
Ratusan ekor ayam di Palembang mati mendadak akibat virus avian influenza atau flu burung. Pencegahan harus segera dilakukan agar kasus serupa tak meluas.
Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel drh Jafrizal mengungkapkan, kasus tersebut terjadi di Sekojo, Kecamatan Kalidoni, Palembang, sebanyak 400 ekor dan kawasan Plaju sekitar 200 ekor.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Apa ciri khas dari pantun lucu Palembang? Pantun bahasa Palembang sering kali menggunakan bahasa yang khas dan unik untuk daerah tersebut, serta mengandung unsur budaya dan kearifan lokal.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
-
Apa tujuan utama dari pantun Palembang lucu? Pantun Palembang lucu menjadi sarana hiburan yang menyenangkan bagi masyarakat, baik dalam situasi formal maupun informal. Melalui kecerdasan kata dan humor yang disajikan dalam pantun, orang dapat mengalami momen-momen riang yang membawa tawa dan keceriaan.
Matinya ayam tersebut telah terjadi sejak akhir tahun lalu dan hingga saat ini masih berlangsung secara bertahap.
"Ada ratusan ekor ayam yang mati mendadak. Dari pemeriksaan positif akibat flu burung," ungkap Jafrizal saat dihubungi merdeka.com, Jumat (7/2).
Menurut dia, kasus flu burung biasanya terjadi ketika cuaca ekstrem. Hal ini berdasarkan temuan kejadian beberapa tahun terakhir.
"Sudah sering terjadi, bukan kali pertama. Biasanya muncul ketika cuaca ekstrem seperti saat ini, unggas rentan terserang penyakit," ujarnya.
Pihaknya mengimbau peternak atau masyarakat untuk mengetahui ciri-ciri umum unggas terkena virus itu. Seperti sulit bernapas, diare, fial kehitaman, nafsu makan menurun, dan mati mendadak.
"Peternak mesti berhati-hati, lakukan disinfeksi dan sanitasi yang baik di kandang maupun dirinya agar tidak terinfeksi. Jika ditemukan ayam mati mendadak harus dikubur atau dibakar," imbaunya.
Selain itu, Jafrizal meminta Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan segera menanggulangi potensi penyebaran virus itu. Sebab, flu burung mudah menyerang dan menimbulkan kekhawatiran orang banyak.
"Harus segera ditangani, pencegahan mesti dilakukan," tegasnya.
(mdk/rnd)