734 Modin di Banyuwangi dapat pelatihan mengurus jenazah
“Alhamdulillah ada pelatihan ini, bisa menambah pengetahuan terutama yang terkait kesehatan,” kata Ahmad.
Bukan cuma warga yang masih hidup saja, Kabupaten Banyuwangi berkomiten memberikan pelayanan publik yang terbaik bagi warganya, tak terkecuali bagi warga yang telah meninggal dunia. Komitmen ini diwujudkan Banyuwangi melalui pelatihan mengurus jenazah bagi modin dari 25 kecamatan se Kabupaten di Gedung Wanita belum lama ini. Pada pelatihan 734 modin mendapatkan pengetahuan pengurusan jenazah baik dari aspek keagamaan maupun kesehatan.
Staf Ahli Hukum, Pemerintahan dan Pembangunan Heru Santoso mengatakan, pelatihan mengurus jenazah menjadi salah satu perhatian pemkab Banyuwangi karena dalam agam Islam kegiatan ini hukumnya Fardu Kifayah atau wajib dilakukan.
“Sesuatu yang wajib itu berarti harus dilaksanakan, namun tidak semua orang memiliki pengetahuan yang kemampuan untuk mengurus jenazah. Maka pelatihan ini menjadi penting untuk digelar,” kata Heru yang mewakili Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko saat membuka kegiatan tersebut.
Heru melanjutkan pelatihan mengurus jenazah ini juga diharapkan menjadi cara untuk melakukan kaderisasi modin-modin yang trampil dibidang ini. Karena saat ini jumlah modin pengurus jenazah masih terbatas.
“Semakin banyak yang terampil dalam mengurus jenazah maka meringankan kerja modin-modin kita yang rata-rata sekarang ini sudah senior. Juga ada penggantinya apabila modin yang bertugas mengurusi jenazah tidak ada ditempat,” ujarnya.
Ditambahkan Kepala Kesejahteraan Masyarakat M. Luqman pelatihan mengurus jenasah diikuti oleh 734 modin se Kabupate Banyuwangi. Pelatihan tersebut dilaksanakan pada tiga tahap, yakni hari ini (7/2), besok (8/2) dan pada tanggal 13 mendatang di wilayah selatan tepatnya di Kecamatan Jajag. Hari ini pelatihan ini diikuti oleh 8 kecamatan diantaranya, Banyuwangi, Giri, Glagah dan Licin.
“Kami laksanakan bertahap agar pesertanya tidak terlalu banyak dan penyampaian materi bisa berjalan dengan maksimal,” kata Luqman.
Materi yang diberikan, kata Luqman melingkupi dua aspek yakni aspek keagamaan dan kesehatan. Pemateri yang diundang pun dari dua instsitusi yakni dari kantor kementrian agama dan dinas kesehatan.
“Kami ingin para modin ini tidak hanya mendapatkan materi tentang rukun-rukun dan tata cara mengurus jenazah tapi juga bagaimana penanganannya kalau ada jenazah dengan kondisi kesehatan tertentu, bagaimana cara penanganannya yang tepat. Misalnya saja untuk jenazah yang sebelumnya menderita penyakit AIDS,” ujarnya.
Salah satu peserta pelatihan tersebut dalah pelatihan Ahmad Toyib (45). Pria ini sudah menjadi modin sejak tahun 2001 di wilayah kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi. Ahmad menjadi modin bagi pernikahan juga mengurus jenazah.
“Alhamdulillah ada pelatihan ini, bisa menambah pengetahuan terutama yang terkait kesehatan,” kata Ahmad.
Ahmad mengatakan, saat ini jumlah modin memang masih terbatas. Di wilayah Kelurahan Karangrejo satu modin memgang wilayah satu rukun warga (RW). Apabila salah satu modin berhalangan dalam mengurus jenasah maka modin dari RW lain yang akan menggantikan tugasnya.
“Saya berharap dengan adanya pelatihan ini semakin banyak uncul modin pengurusan jenazah. Insya Allah saya juga termotivasi untuk melakukan kaderisasi diwilayah saya,” katanya.