80 Persen UMKM di DIY Belum Melek Teknologi Internet
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menyebut bahwa dari data BPS, di DIY ada 521.000 UMKM. UMKM ini didominasi oleh sektor nonpertanian dengan angka 98,7%.
Sebanyak 521.000 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tercatat ada di DIY. Hanya saja dari jumlah tersebut, baru sebagian kecil UMKM yang menggunakan teknologi untuk pemasaran maupun produksi.
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menyebut bahwa dari data BPS, di DIY ada 521.000 UMKM. UMKM ini didominasi oleh sektor nonpertanian dengan angka 98,7%.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Kenapa UGM dibangun di Yogyakarta? Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu tokoh yang mendukung pendirian kembali UGM di wilayah Republik yang tersisa, Yogyakarta. Beliau sangat mendukung keberlangsungan pendidikan tinggi di kota tersebut dan bahkan memberikan tanah Kasultanan untuk menjadi lokasi kampus UGM.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Apa yang diprioritaskan oleh Rumah BUMN Yogyakarta untuk membantu UMKM? RuBY diharapkan mampu mengutamakan UMKM agar lebih melek digital, sehingga bisa lebih mengikuti perkembangan digitalisasi.
-
Di mana UNU Yogyakarta dibangun? Kampus UNU berdiri di lahan 7.478 meter persegi, dan mampu menampung 3.774 mahasiswa dan 151 dosen.
Sukamta merinci dari jumlah itu terdiri atas Sleman 140.395 UMKM, Bantul 138.332 UMKM, Gunungkidu 111.655 UMKM, Kota Jogja 66.575 UMKM dan Kulonprogo ada 64.054 UMKM.
"Mereka (UMKM) menghadapi sejumlah persoalan seperti gagap teknologi, kurang inovasi, modal terbatas hingga tidak memiliki badan hukum. "Bahkan ada sekitar 87,22 persen UMKM di DIY ini yang tidak menjalin kemitraan lalu 97,67 persen tidak berbadan hukum," ujar Sukamta.
Politisi PKS ini menuturkan sebagian besar jumlah UMKM tersebut tidak menggunakan teknologi. Padahal di era saat ini teknologi sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM agar memiliki daya saing.
"Mereka lebih mengedepankan penjualannya secara manual, terbukti ada 90,96% UMKM di DIY ini tidak menggunakan komputer dalam usahanya. UMKM di DIY yang memakai komputer hanya sekitar 9 persen, yang tidak menggunakan internet bahkan mencapai 81,66 persen," tegas Sukamta.
Wakil Ketua Fraksi PKS ini mencontohkan sebuah pabrik mie di Bantul yang sangat legendaris dan banyak peminatnya, hingga saat ini masih menggunakan cara tradisional sehingga hasil produksinya terbatas dan tidak memiliki pengeringan akibatnya terkendala saat musim hujan
Anggota DPR dari Dapil DIY ini menjabarkan apabila usaha kecil ini mendapatkan dukungan teknologi, maka hasil produksinya banyak dan kualitasnya bisa dipertahankan. Sukamta pun mendorong agar UMKM lebih percaya diri untuk melakukan komunikasi dengan perguruan tinggi yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi UMKM.
"Mie lethek yang di Bantul ini luar biasa. Banyak peminat, tetapi produksinya masih menggunakan tradisional, digiling dengan tenaga sapi. Dijemur dengan matahari, kalau musim hujan mereka menemui kendala," ungkap Sukamta.
Terpisah, Pendiri Rumah Mesin Mashuri menyatakan dalam pengamatannya saat ini memang mulai banyak yang melakukan transaksi digital tetapi lewat marketplace. Tetapi jumlah masih tergolong sedikit dibandingkan keseluruhan UMKM di DIY yang mencapai ratusan ribu.
Mashuri menambahkan di sisi lain, UMKM yang menggunakan teknologi dalam pemasarannya, jarang yang secara khusus menggunakan website.
"Yang menggunakan teknologi ini mereka lebih banyak pakai marketplace. Sehingga kadang dibajak oleh pembeli asing lalu diborong untuk dijual lagi. Padahal jika menggunakan website, dengan memanfaatkan SEO tentu produknya akan terlacak di Google," imbuh Mashuri.
Baca juga:
Menkop Teten Minta Pelaku UMKM Manfaatkan Platform Digital dan Perkuat Daya Saing
UMKM di Lampung Bisa Dapat Pinjaman dari BNI Buat Buka Pertashop
80 Persen UMKM di DIY Belum Melek Teknologi Internet
LPDB-KUMKM: Momentum Koperasi Syariah Tumbuh Positif di Tahun 2021
Program Edukasi dan Fasilitasi Onboarding UMKM 2021 Dorong Digitalisasi UMKM