Agar anak produktif, Kak Seto imbau kurikulum pendidikan kreatif
"Kami mengapresiasi setinggi-tinggi kebijakan dari disdik DKI Jakarta yang telah mengetuk palu 5 hari sekolah."
Pemerhati anak Kak Seto mengapresiasi Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta tetap menetapkan waktu lima hari bagi pendidikan anak bersekolah. Kak Seto juga menyarankan agar Disdik DKI dan pihak yang berwenang untuk meninjau ulang kurikulum 2013 yang telah diketuk palu.
"Kami mengapresiasi setinggi-tinggi kebijakan dari disdik DKI Jakarta yang telah mengetuk palu 5 hari sekolah. Ada dampak dan beban materi di kurikulum 2013, permasalahan baru, waktunya perlu ditambahkan," kata kak Seto di kediamannya, Cirendeu, Jakarta Selatan, Jumat (15/8).
Menurut kak Seto, kurikulum 2013 sudah baik, namun perlu dibuat kreatif dan perlu dicontohkan oleh pemangku kebijakan walaupun perlu waktu yang panjang.
"Kurikulum 2013 perlu dibuat kreatif, kementerian pendidikan dan kebudayaan harus mencontohkan kepada anak-anak kita, kalau kreatif itu ternyata tidak kaku, walaupun perlu waktu yang panjang," imbuhnya.
Masih kata kak Seto, sekolah di Indonesia selalu dibanding-bandingkan dengan negara lain. Menurutnya, sekolah kita masih tertinggal jauh dari aspek fasilitas.
"Jika menambah jam belajar, kalau dibandingkan Amerika Serikat, Korea Selatan, anak-anak di negara itu senang di tempat tersebut karena fasilitasnya lengkap dibandingkan (sekolah) Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, karakteristik anak Indonesia sangat berbeda dengan di negara lain, untuk itu diharapkan sekolah harus membuat anak lebih produktif, kreatif dan tidak kaku.
"Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua setelah rumah bagi anak. Sekolah dituntut dapat membuat anak untuk lebih produktif, kreatif dan energik," tandasnya.