Agar tahanan Sukamiskin tak kelayapan, sipir akan dipasangi GPS
Agar tahanan Sukamiskin tak kelayapan, sipir akan dipasangi GPS. Seperti yang kini tengah ramai dibahas, di mana terpidana korupsi Anggoro Widjojo justru diduga pernah berkunjung ke Apartemen Gateway yang tidak jauh dari LP Sukamiskin. Padahal izinnya ke RS Santosa.
Kalapas Sukamiskin Dedi Handoko mengaku, akan meningkatkan standar pengawasan bagi para sipir yang mengawal narapidana ketika keluar lapas. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah memasangi sipir dengan global positioning system (GPS), yakni sistem navigasi berbasis satelit.
Hal itu, menurut Dedi, untuk meminimalisir adanya penyimpangan warga binaanya yang hendak keluar lapas. Selama ini modus yang dilakukan warga binaan adalah izin sakit untuk dirujuk ke Rumah Sakit (RS).
Seperti yang kini tengah ramai dibahas, di mana terpidana korupsi Anggoro Widjojo justru diduga pernah berkunjung ke Apartemen Gateway yang tidak jauh dari LP Sukamiskin. Padahal izinnya ke RS Santosa.
"Petugasnya nanti dikasih GPS. Sudah pernah dilakukan di Tangerang (saat menjadi Kalapas Tangerang). Ini secepatnya, tapi ini memang menyangkut anggaran. Mungkin nanti satu handphone GPS bisa menelan Rp 4-5 juta kan," ujarnya.
Saat menjabat Kalapas Tangerang, cara itu menurutnya cukup efektif menekan adanya penyimpangan para narapidana dan petugas kongkalikong.
Dia mengaku, kasus Anggoro yang saat ini tengah dibahas sendiri dari segi SOP sudah cukup benar. Anggoro dalam izinnya meminta dirujuk ke RS Santosa untuk berobat.
"SOP-nya sudah benar. Sekiranya apa yang diberitakan mampir-mampir kemana ini masih diselidiki," ujarnya.
"Tidak menutup kemungkinan karena ketika keluar lapas, kita serahkan pada kepolisian, dan laporan itu harusnya kita terima setiap jam," terangnya menambahkan.