Agum Gumelar: Indonesia masa transisi menuju era yang kita dambakan
Agum menambahkan, suatu bangsa akan menjadi besar, jika mau membangun semua aspek kehidupan.
Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar melantik pengurus Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Komisariat Jawa Timur masa bakti 2017-2022 di gedung Grahadi Surabaya, Rabu (23/8). Turut hadir di acara itu, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Bupati Sidoarjo, Wakil Bupati Ponorogo, Wakil Bupati Ngawi, Konjen Tiongkok, Konsul Maroko, dan Konsul Filipina.
Di acara itu, Agum menyebut Indonesia masih berada di masa transisi. "Kita belum ada di kondisi yang kita inginkan. Ini masa transisi menuju era yang kita dambakan," kata Agum.
Menurutnya, masa transisi seperti ini sangat sensitif dan rawan. "Tinggal bagaimana bangsa ini bisa melewatinya. Ada bangsa yang bisa melewati dan berhasil. Ada yang gagal, hingga akhirnya terpecah-belah," bebernya.
Mantan Ketua Umum KONI ini juga menegaskan, ada dua keyakinan yang harus dipegang oleh IKAL. Yang pertama, mayoritas masyarakat masih menginginkan bangsa ini tetap kukuh dalam menjaga keutuhan NKRI. "Terlebih saat ini, Indonesia masuk dalam masa transisi," sebut Agum lagi.
Kemudian yang kedua, lanjutnya, di negara manapun, termasuk Indonesia, tidak pernah ada presiden dan pimpinan yang menginginkan rakyatnya sengsara. "Maka tugas IKAL adalah memberi masukan dan solusi kepada pemerintah agar mengetahui benar suatu masalah. Tentunya dengan cara elegan dan penuh etika," katanya.
Agum menambahkan, suatu bangsa akan menjadi besar, jika mau membangun semua aspek kehidupan. "Proses pembangunan itu memiliki tiga syarat. Yaitu semangat nasionalisme, didukung SDM yang kuat, dan didukung oleh masyarakat yang disiplin," sambungnya.
Agum juga mengingatkan, anggota IKAL harus bersikap netral sebagai suatu kelembagaan. Namun, sebagai individu, setiap orang memiliki hak pilih ketika pesta demokrasi, baik itu Pilkada maupun Pilpres digelar. Saat itulah terjadi perbedaan politik.
Hanya saja, kata Agum, persoalan beda pandangan itu harus tuntas ketika 'pesta' selesai digelar. Untuk kemudian menerima apapun hasil putusan Pemilu. "Ini bagian dari proses demokrasi," pungkasnya.
Sekadar informasi, pelantikan pengurus IKAL Jawa Timur hari ini, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Ketua IKAL Nomor 12/2017 tanggal 16 Agustus 2017 tentang pengukuhan dan pelantikan pengurus, antara lain; Ketua IKAL Jawa Timur, Rachmat Harsono; Sekjend Handari Y, M; dan Bendahara Arif Budiman.
Ketua IKAL Jawa Timur, Rachmat Harsono mengatakan, pihaknya siap menyumbang pemikiran dan membantu pemimpin daerah, serta nasional untuk memecahkan berbagai macam permasalahan bangsa dalam seluruh aspek kebangsaan.
Melalui pelantikan ini, dia juga mengajak para alumni untuk membantu masyarakat dari daerahnya masing-masing, serta menumbuhkan jiwa nasionalisme agar toleransi terhadap Kebhinekaan tetap terjaga.
"Kami berasal dari latar belakang berbeda, baik pendidikan maupun pekerjaan, akan tetapi kami solid dan bersama-sama bekerja demi kemajuan bangsa ini," tandas Rahmat.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan, ketahanan nasional sangat ditentukan sejauh mana masyarakat mengakui ideologi bangsanya. Terlebih saat ini banyak ancaman terhadap ideologi bangsa, seperti ketidakpercayaan pada Pancasila.
"Kita sering dipuji negara lain dalam menjaga harmoni dan Kebhinekaan, karena kita dipersatukan oleh Pancasila," kata Gus Ipul, Rabu (23/8).
Untuk itu, lanjutnya, alumni Lemhannas sebagai lulusan sebuah lembaga yang menguatkan ideologi, harus ikut andil mencari solusi dalam memantapkan Pancasila di tengah-tengah masyarakat. "Maka dari itu, kami minta alumni Lemhannas bisa menguatkan kembali ideologi ini di tengah-tengah masyarakat," pintanya.
Gus Ipul juga mengungkapkan, selain menguatkan ideologi, yang tak kalah penting adalah menumbuhkan kembali budaya musyawarah di tengah-tengah masyarakat dalam menyelesaikan masalah.
"Setiap daerah pasti punya potensi konflik. Ini tantangan serius bagaimana kita menyelesaikan suatu masalah dengan musyawarah. Ini ciri khas kita," ucapnya.
Masih kata Gus Ipul, aspek berikutnya adalah bidang ekonomi. Yaitu bagaimana produk yang dihasilkan bangsa ini memiliki kualitas yang baik dan murah. "Termasuk mengukur tingkat ekspor dan impornya."
Kemudian dalam bidang sosial-budaya. Seberapa jauh masyarakat membanggakan budaya sendiri dan menghargai Kebhinekaan, termasuk ikut menciptakan kemanan dan situasi kondusif di suatu daerah.
"Kami punya slogan Jatim Adem. A nya adalah Aman, yakni pembangunan bisa jalan bila keadaan dan situasi aman dan kondusif. D nya adalah demokratis, yakni pengambilan keputusan dengan cara yang baik, bukan memecah belah. E nya adalah ekonomi yang berkeadilan dan M nya adalah mewujudkan masyarakat bahagia," paparnya.
Selanjutnya, kepada pengurus IKAL Jawa Timur yang baru saja dilantik itu, orang nomor dua di Jawa Timur ini menyampaikan, selamat dan apresiasinya. "Pelantikan ini sebagai energi baru dalam rangka berkontribusi meningkatkan ketahanan daerah, yang pada akhirnya untuk nasional. Selamat dan sukses," pungkasnya.