Ahli bahasa sebut Ahok anggap surat Al Maidah sumber kebohongan
Ahli bahasa sebut Ahok anggap surat Al Maidah sumber kebohongan, Mahyuni adalah dosen di Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia menyebut, pidato Ahok keluar dari konteks tujuannya berkunjung ke sana. Saat itu, Ahok berkunjung dalam rangka budi daya ikan kerapu nelayan sesuai program pemerintah
Sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama kembali digelar di Auditorium Kementerian Pertanian hari ini. Sidang kali ini mendengarkan keterangan saksi ahli dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Salah satu saksi yang dihadirkan adalah ahli bahasa yang merupakan dosen di Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kesaksiannya, Mahyuni menilai konteks kalimat yang digunakan Ahok, sapaan Basuki, saat pidato di Kepulauan Seribu adalah menganggap Surat Al Maidah merupakan sumber kebohongan.
"(Iya), Al Maidah di sini dianggap menjadi sumber kebohongan," katanya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (13/2).
Dia menyebut, pidato Ahok keluar dari konteks tujuannya berkunjung ke sana. Saat itu, Ahok berkunjung dalam rangka budi daya ikan kerapu nelayan sesuai dengan program pemerintah.
"Itu out of konteks, sudah di luar pembicaraannya dari kunjungan kerja dari sebenarnya. Sebagai ahli menurut saya itu sudah pindah topik. Kalau bicara topik itu pindah topik. Topiknya itu adalah ke arah kampanye," ujarnya.
Bahkan, Mahyuni mengungkapkan, kalimat itu disampaikan Ahok seolah-olah kampanye disaat kunjungan kerja kepada warga di Kepulauan Seribu.
"Dari kalimatnya, seolah-olah saudara terdakwa takut tidak dipilih," tutupnya.
Hal itu dapat dilihat dari lawan bicara Ahok. Selain itu, dari segi waktu juga memang tak terlalu jauh dengan masa dimulainya kampanye.
"Ini sangat berkaitan dengan siapa dia berbicara. Kalau masyarakat biasa biasa saja buat apa. Tapi ini ada kaitannya. Harusnya fokus kepada hubungan kerja saja tidak usah terkait dengan yang lain. Saya menganggap ini sudah keluar fokus," jelasnya.
Mahyuni menambahkan, setiap perkataan yang dikeluarkan manusia pasti ada maksudnya, walaupun hanya pernyataan 'terpeleset'. Dalam kasus Ahok, Mahyuni mengatakan subjek biasanya sudah tahu maksud dan memiliki motif dalam mengucapkan suatu kata.
"Karena setiap orang tak mungkin tak punya maksud menyampaikan sesuatu. Mereka pasti sudah punya knowledge untuk apa yang diucapkan," tutupnya.
Baca juga:
Di sidang Ahok, saksi dari MUI jelaskan soal kata 'dibohongi'
Saksi Ahli dari MUI bersalaman dengan Ahok lalu beri buku ke hakim
Majelis hakim kasus Ahok sempat berdebat dengan saksi ahli dari MUI
Saksi ahli dari MUI mengaku tersinggung ucapan Ahok soal Al Maidah
Gaya santai Ahok jalani sidang ke-10
Hakim lanjutkan sidang meski kubu Ahok protes soal saksi dari MUI
Penasihat hukum yakin saksi JPU tidak ada yang memberatkan Ahok
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Siapa Imad Aqil? Kelompok Hamas mempunyai sosok pejuang yang menjadi inspirasi mereka dalam melawan pasukan Israel. Imad Aqil, salah satu pejuang Hamas yang namanya dikenal di Palestina.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Masjid Al Anwar Angke dibangun? Masjid kuno Al Anwar tahun ini genap berusia 263 tahun. Banyak kisah menarik di balik keberadaannya yang masih kokoh berdiri hingga sekarang.
-
Kenapa Ahok menahan Yosafat saat meniup lilin? Ahok lalu menahan Yosafat agar tidak ikut meniup lilin pada ulang tahun adiknya.