Alasan dokter Indra turun tangan cari vaksin dari sales
Menurut penuturan dr Indra, ada budaya di kalangan dokter, jika terjadi kelangkaan, dokter turut mencari vaksin.
Salah satu tersangka kasus peredaran vaksin palsu, dr. Indra Sugiarno merupakan dokter spesialis anak di Rumah Sakit Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur. Fahmi Rajab, kuasa hukum tersangka menegaskan alasan kliennya ikut mencari vaksin.
Saat itu Indra terdesak pasien yang membutuhkan vaksin. Sedangkan rumah sakitnya mengalami kekosongan vaksin.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Apa yang dilakukan Mies van Bekkum di Jakarta? Pada zaman dahulu, Mies van Bekkum datang ke tempat itu untuk menyatukan kembali keluarga Belanda yang terpisah akibat ditawan Jepang.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
"Ada beberapa pasien yang cari vaksin ke dr. Indra. Tapi pada Januari (2016), vaksin di rumah sakit lagi kosong. Akhirnya dr. Indra mencari sales dari perusahaan yang biasa menyuplai obat. Masalahnya, obat itu bukan dari perusahaan tersebut, tapi dari sales pribadi yang menawarkan," ujar Fahmi M. Rajab di Gedung Bareskrim, Jakarta, Senin (18/7).
Menurut Fahmi, wajar bila seorang dokter ikut mencari pasokan vaksin untuk memenuhi kebutuhan medis. Apalagi kondisi di rumah sakit terjadi kelangkaan vaksin.
"Pak Indra bilang, ada budaya di dokter, kalau ada kelangkaan, dokter turut mencari. Tujuannya kan untuk bantu pasien. Ini kan pelayanan, dokter melayani pasien. Masalahnya kan (vaksin) resminya kosong," jelasnya.
Sampai saat ini penyidik Bareskrim menetapkan 23 tersangka dalam kasus tersebut. Kendati demikian hanya 20 orang yang ditahan di Rutan Bareskrim. Sementara tiga orang lainnya tidak ditahan karena masih berusia di bawah umur dan memiliki anak kecil yang perlu dirawat.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya merinci, dari 23 orang tersangka kasus vaksin, memiliki peran masing-masing yakni produsen (enam tersangka), distributor (sembilan tersangka), pengumpul botol (dua tersangka), pencetak label (satu tersangka), bidan (dua tersangka) dan dokter (tiga tersangka).
Atas perbuatannya, seluruh tersangka dijerat dengan UU Kesehatan, UU Perlindungan Konsumen dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang ancaman hukuman di atas 10 tahun penjara.
Baca juga:
IDI sebut kasus vaksin palsu bikin citra buruk profesi dokter
Keluarga yakin dr Indra korban produsen vaksin palsu
Dokter Indra klaim tak tahu kalau yang dipakai vaksin palsu
Kasus vaksin palsu, IDI sebut Kemenkes sudutkan profesi dokter
Ahok akan tutup Apotek dan Rumah Sakit yang pakai vaksin palsu
Jokowi sebut kasus vaksin palsu momentum reformasi farmasi
Ini modus dokter RS Harapan Bunda beri vaksin palsu ke pasien