Anak sebut Jenderal Tito dari dulu jadi incaran penjahat dan teroris
Oktofan mengaku pada awalnya cukup takut ketika ayahnya dipilih oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kapolri.
Presiden Joko Widodo resmi melantik Jenderal Pol Tito Karnavian menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun. Prosesi pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta.
Selain didampingi istri, dalam pelantikan tersebut Tito Karnavian didampingi oleh anak bungsunya, Oktofan Tito. Namun, anak pertama dan keduanya tak terlihat hadir karena tidak dapat meninggalkan studinya di Singapura. Sementara, Oktofan dapat hadir karena mengaku membolos.
"Mereka sibuk belajar, saya bisa bolos sekolah. Kalau mereka nggak bisa, sibuk," kata Oktofan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/7).
Oktofan mengaku pada awalnya cukup takut ketika ayahnya dipilih oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kapolri. Sebab, jabatan Kapolri memang tergolong dekat dengan bahaya karena bersinggungan dengan keamanan di negara ini.
Meski begitu, ia mengaku sudah biasa dikarenakan sang ayah disebutnya telah biasa menjadi incaran oleh penjahat dan teroris.
"Ya lumayan tegang. Tapi sekarang enggak apa-apa. Memang sejak dulu itu Bapak sering diincar penjahat dan teroris. Namun sekarang sudah terbiasa dengan aspek itu. Jadi nggak kenapa-kenapa," katanya.
Sementara itu, pria berkacamata ini pada awalnya cukup kaget ketika mengetahui ayahnya dipilih oleh Presiden Jokowi sebagai Kapolri. Sebab, ia sendiri mengaku sang ayah tak memberitahunya. Malahan, ia mengaku mengetahuinya dari media massa.
"Agak terkejut sih waktu mendengar pertama. Pertama dengar dari televisi," ujarnya.
Usai sang Ayah dilantik menjadi Kapolri, Oktofan berharap agar ayahnya itu tak terlalu sibuk sampai melupakan keluarga. "Saya berharap bapak tidak melupakan keluarga kita. Karena pekerjaan ini sangat sibuk dan tegang. Jadi saya berharap bapak saya tidak melupakan keluarga kita. Itu yang saya harapkan."
Tito Karnavian memiliki tiga orang anak. Ketiganya menimba ilmu di Singapura.