Angin kencang bikin sulit pemadaman kebakaran di Gunung Semeru
Langkanya sumber air dan lokasi yang curam juga menghambat proses pemadaman.
Kebakaran hutan di kawasan Gunung Semeru hingga kini masih belum berhasil dipadamkan. Petugas berusaha memadamkan api yang terus membara di kawasan Blok Watu Rejeng dan Landengan Dawa, tetapi terkendala embusan angin kencang.
Api sempat mendekat ke kawasan lahan milik masyarakat. Namun berhasil dilokalisir oleh para petugas. Para petugas mengandalkan dedaunan guna menghalau api.
Menurut Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, selama proses pemadaman, petugas juga kesulitan mendapatkan air, sehingga api hanya bisa dilokalisir. Pemadaman menggunakan air hanya saat lokasi kebakaran berdekatan dengan danau atau sumber air.
Lokasi kebakaran berada di lereng-lereng berbukit, juga merepotkan petugas. Total luas hutan terbakar mencapai lebih dari 25 hektar.
"Lereng-lereng dengan kemiringan 60 sampai 80 derajat susah dijangkau, ditambah angin besar yang terus berembus. Setiap hari sekitar 50 sampai 60 orang dari TNI, Polri dan masyarakat berusaha memadamkan api," kata Utari melalui telepon, Selasa (27/10).Sementara itu, akibat kebakaran terjadi sejak Rabu (21/10), jalur pendakian ditutup pada Kamis (22/10) sampai waktu yang tidak ditentukan. Puluhan pendaki dievakuasi meninggalkan lokasi pendakian.
Api kebakaran terus mengarah ke jalur pendakian, sehingga keselamatan para pendaki terancam. Selain itu terjadi beberapa longsor kecil yang membahayakan."Pendaki jangan nekat. Sementara ditutup total. Sama sekali tidak disarankan mendaki jalur manapun. Petugas kita akan melakukan penghalauan," ujar Utari.