Apa Beda Rapid Test Antigen dengan Rapid Test Sebelumnya?
Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan batasan tarif tertinggi pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab yakni sebesar Rp250 ribu untuk Pulau Jawa dan Rp 275 ribu untuk di luar Pulau Jawa.
Pemerintah mengganti metode deteksi awal virus Covid-19. Awalnya menggunakan rapid test serologi, kemudian diganti menjadi rapid test antigen.
Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan batasan tarif tertinggi pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab yakni sebesar Rp250 ribu untuk Pulau Jawa dan Rp 275 ribu untuk di luar Pulau Jawa.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Apa beda rapid test antigen dengan rapid test sebelumnya?
Dokter RSCM, Shela Putri Sundawa menjelaskan, sebelum bicara tentang rapid test, sebaiknya kenal dulu dengan yang namanya antigen.
Dari definisi aslinya, kata dia, antigen adalah sesuatu yang dapat memicu reaksi sistem imun. Bentuk antigen itu macam-macam ada yang bagian dari virus, bakteri, polen, zat kimia dan substansi-substansi lain dari lingkungan.
"Dalam konteks rapid test antigen Covid-19 antigen di sini merujuk pada bagian di virus Covid-19. Bisa bagian apapun, tapi dipilih yang paling mewakili si virus. Misal, kalau virus Covid-19 itu diibaratkan mas Adamnya mbak Inul, antigennya itu kumisnya," kata Shela dalam akun Twitternya, @oxfara, dikutip merdeka.com, Jumat (18/12).
Dalam konteks rapid test antigen COVID-19--> antigen di sini merujuk pada bagian di virus COVID-19, bisa bagian apapun tapi dipilih yang paling mewakili si virus. Misal, kalo virus COVID-19 itu diibaratkan mas Adamnya mba Inul, antigennya itu kumisnya
— Shela Putri Sundawa (@oxfara) December 18, 2020
Supaya dapat mudah dimengerti awam, Shela pun mengibaratkannya dengan kumis suami pedangdut Inul Daratista.
Karena cuma potongan tubuh yaitu kumisnya saja yang dicek, lanjut Shela, berarti bisa saja ada kumis mirip Mas Adam di orang lain yang dikira sebagai Mas Adam oleh pemeriksaan rapid test antigen ini. Bisa juga sebaliknya.
Misalnya, kata Shela, Mas Adam sudah pindah rumah, tapi kumisnya enggak dibawa, begitu ada petugas patroli ke rumahnya yang cuma kenal kumisnya, di kepalanya terpikir ada kumis, ada Mas Adam. Ketipu lah si petugas patroli ini. Ini namanya false positif yaitu terdeteksi positif tapi sebenarnya tidak.
"Nah terus bedanya apa sama rapid test yang dulu? Bedanya rapid test yang dulu yang diperiksa adalah serologi alias reaksi imunnya yang terjadi setelah terpapar virus Covid-19. Reaksi imun ini terjadi spesifik untuk virus Covid-19. Tapi sayangnya butuh waktu untuk menjadi positif," terang Shela lagi.
Kelebihan dan Kekurangan
Bisa saja terjadi, virus sudah masuk dari sekarang, tapi reaksi imunnya masih dimasak dan belum menghasilkan antibodi untuk Covif-19. Kalau begini ceritanya sudah barang tentu ada jeda waktu dari benar terinfeksi dengan terdeteksi. Jedanya bisa sampai 2 minggu.
Shela menambahkan, jadi kalau diibaratkan Mas Adam ini adalah virusnya, dan rumah adalah tubuh kita, maka yang kita cari bukan Mas Adamnya, tapi reaksi yang menunjukkan Mas Adam masuk ke rumah. Salah satu bentuk reaksinya saat ada di rumah misal membuat video TikTok bareng Mba Inul, kata Shela.
Lebih dalam lagi, pemeriksaan rapid test antigen yang terbaru beda dengan rapid test serologi. Jika rapid test antigen sampel diambil dari nasofaring mirip seperti swab PCR, sedangkan rapid test serologi yang lama menggunakan sampel darah.
Hal ini berbeda, karena apa yang dicari beda. Satu cari bagian tubuh, satu cari reaksi tubuh kalau ada yang masuk. Karena rapid test antigen mencari bagian tubuh dicarinya harus di tempat bersarangnya yang paling banyak yaitu nasofaring atau bagian hidung yang dalam.
“Kalau yang dicari reaksi tubuh terhadap virus dalam hal ini antibodi, maka tempat paling baik untuk mencarinya adalah di darah. Oleh karena itu sampel yang diambil pun adalah darah,” terang dokter lulusan UI ini.
Kalo yg dicari reaksi tubuh terhadap virus dalam hal ini antibodi maka tempat paling baik untuk mencarinya adalah di darah. Oleh karena itu sampel yang diambil pun adalah darah.
— Shela Putri Sundawa (@oxfara) December 18, 2020
Salah satu keunggulan dari rapid test antigen dari rapid test serologi adalah kecepatan deteksinya. Kalau rapid test serologi harus tunggu orang yang terinfeksi masuk hari ke 7 agar hasilnya positif. Tapi rapid test antigen bisa menunjukkan sejak awal orang itu terinfeksi.
Tapi, kata Shela, rapid test antigen juga ada kekurangannya. Misal virusnya sudah mati, tapi jasad dan potongan tubuhnya masih di badan, itu masih dapat terdeteksi sebagai positif. Karena dia tidak bisa bedakan potongan tubuh apa virusnya yang masih hidup.
(mdk/rnd)