Argumen keluarga yakin Wiwit dibunuh tunangannya
keluarga memiliki sejumlah argumen yang menguatkan dugaan tersebut. Pertama Asworo merupakan orang terakhir bersama korban. Kedua hingga kini Asworo tak bisa dihubungi.
Chatrina Wiedyawati alias Wiwit (30) meninggal dunia secara tak wajar. Perempuan asal Yogyakarta tersebut ditemukan tewas di semak-semak kawasan Jalan Sukabangun II, Kelurahan Sukajaya, Sukarami, Palembang, Kamis (11/5). Keluarga menduga kuat korban dibunuh tunangannya, Martinus Asworo (33).
keluarga memiliki sejumlah argumen yang menguatkan dugaan tersebut. Pertama Asworo merupakan orang terakhir bersama korban, saat berangkat dari Prabumulih menuju Palembang menggunakan mobil rental. Mereka semestinya terbang ke Yogyakarta untuk melakukan preeweding.
"Wiwit bilang Sabtu pergi ke Palembang dan besoknya jam tujuh pagi terbang. Tapi malam Minggu itu sudah hilang kontak," kata Kakak sepupu korban, Tere, Jumat kemarin.
Kedua hingga kini keberadaan Asworo tidak diketahui. Nomor ponselnya juga tak aktif lagi. "Kami yakin tunangannya itu pelakunya, tidak mungkin orang lain," ujarnya.
Keterangan bahwa orang terakhir yang bersama korban adalah Asworo juga datang dari adik sepupu Wiwit, Alvian Nur Budi Prasetyo.
Alvian menerangkan bahwa dari keterangan salah seorang rekan calon suami Wiwit, Asworo sempat pulang ke mess pada Minggu (7/5) pagi dengan menggunakan sebuah mobil. Mobil itu berdasarkan rekaman CCTV di mess, lanjut Alvian, sempat dicuci bagian dalamnya saja.
"Mobil itu kalau dari keterangan polisi di Palembang yang menangani kasus pembunuhan Mbak Wiwit merupakan mobil rental yang biasa disewa oleh Asworo. Mobil saat ini diamankan oleh petugas. Dari keterangan petugas saat saya di Palembang untuk menjemput jenazah Mbak Wiwik, ditemukan bercak darah dan pada handle remnya mengalami kerusakan," ungkap Alvian.
Alvian menambahkan bahwa calon suami Wiwit diketahui pada Minggu sore pergi dengan tergesa-gesa menggunakan sepeda motor. Saat ditanya teman satu messnya, kata Alvian, Asworo pamit mau pergi ke laundri. Sejak itu, Asworo tak lagi diketahui keberadaannya.
"Keanehan lainnya adalah dari beberapa ATM milik Mbak Wiwit semuanya kosong. Dari pelacakan yang dilakukan keluarga, di salah satu rekening Mbak Wiwit ada uang Rp 6,5 juta tetapi ditarik oleh seseorang sebesar Rp 6,4 juta pada hari Kamis (11/5) di daerah Lampung Timur," jelas Alvian.
"Padahal, saat itu Mbak Wiwit diketahui sudah meninggal dunia. Anehnya itu kok ATM-nya kosong, padahal orang mau menikah itukan harusnya punya tabungan. Tapi kok rekening Mbak Wiwit kosong," tambahnya.
Alvian juga menambahkan bahwa pada Minggu (7/5) pagi, sempat ada perubahan status BBM milik Wiwit. Statusnya, ucap Alvian, bertuliskan "Save Flight".
"Padahal Mbak Wiwit itu diperkirakan meninggal pada Sabtu (6/5) malam hingga Minggu (7/5) dini hari. Itu berdasarkan keterangan dari petugas. Kok bisa pagi statusnya BBM-nya bisa update. Saat pemeriksaan barang-barang milik Mbak Wiwit, telepon genggam dan ATM diketahui hilang," pungkas Alvian.
Kapolsek Sukarami Palembang Kompol Khalid Zulkarnain mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus ini dengan memeriksa sejumlah saksi. Namun polisi masih kesulitan mencari keberadaan Asworo.
"Dari informasi yang diterima, Asworo sempat pulang ke kontrakannya, tapi sendirian tidak bersama korban. Kita masih lakukan lidik, motif dan pelakunya," terangnya.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengungkapkan, mobil rental yang terakhir digunakan Asworo dan korban telah disita. Di dalam mobil itu, terdapat bercak darah dan bekas benturan.
"Ya mobil rentalan itu sudah kita sita. Untuk bercak darah dan bekas benturan kita temukan," ungkap Wahyu saat dihubungi merdeka.com, Jumat (19/5).
Selain itu, kata dia, pihaknya menyita barang-barang di mess Asworo, termasuk kunci pintunya. Petugas juga telah meminta keterangan beberapa saksi yang mengenal korban dan tunangannya.
"Ada beberapa saksi yang dipanggil, masih kita proses," ujarnya.
Wahyu pun meminta semua pihak untuk bersabar terkait progres perkembangan kasus itu. Sebab, petugas masih berada di lapangan untuk menyelidikinya.
"Mohon bersabar, tidak bisa kami dikasih waktu berapa hari untuk mengungkapnya, masih lidik," pungkasnya.