Artis hingga anak jenderal ikut balap liar di Jalan Asia Afrika
Menurut Dimas, mereka yang berasal dari keluarga pejabat atau artis tidak sembarangan ke luar dan balapan di Asia Afrika
Tidak semua anak-anak muda yang balapan liar di Jalan Asia Afrika berasal dari orang biasa. Ternyata ada juga keluarga menteri dan anggota dewan yang memanfaatkan Jalan Asia Afrika sebagai ajang balap liar.
"Temen kita kan banyak, walaupun beda grup tapi kita merasa senasib, sama-sama nongkrong dan cari happy kepuasan. Temen kita ada yang anaknya pejabat menteri, keluarga dekat anggota dewan, artis dan jenderal," ujar salah satu pembalap liar, Dimas Aditya Yoga saat berbincang dengan merdeka.com, Jakarta, Rabu (25/9).
Dimas (30), pria yang tinggal di Kelapa Gading Jakarta Utara ini membeberkan dirinya bertahun-tahun nongkrong dan balapan di Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat. Menurut dia, mereka yang berasal dari keluarga pejabat atau artis tidak sembarangan ke luar dan balapan di Asia Afrika.
"Paling sebulan sekali, mereka yang membekingi agar kita aman. Mereka keluar ngelihat waktunya, keluar gak sembarangan, sebulan sekali dan komunitasnya tertentu," katanya.
Sebelum ada uang setoran ke polisi, lanjut Dimas, dia dan rekan-rekannya sering kali kabur-kaburan bilamana ada patroli keamanan. Saat petugas menggelar patroli, grupnya ngacir terlebih dahulu untuk mencari posisi aman.
Jika petugas patroli sudah pindah, ada teman yang memberikan info kepada dirinya dan rekan-rekannya.
"Paling pergi dulu jalan ke Blok M atau tempat lain. Kalau polisi gak ada, balik lagi. Kita kan pakai jaringan, ada temen kita yang ngawasi di Senayan, jika sudah aman maka ya balik lagi. Ya kadang-kadang juga sih kita kasih, kadang-kadang ada operasi kita pada diusir-usir tapi ada salah satu yang ngebantu. Antar temen ke temen," jelas Dimas.
Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan sebelum menggelar ajang balapan liar di Jalan Asia Afrika tersebut. Setelah ke luar dari club party atau dugem, kata Dimas, paling tidak minum-minum lagi (alkohol).
"Kadang-kadang pakai sabu dan minum dulu, atau dugem dulu. Itu aja, supaya tancap gas ringan dan enak," ungkapnya.
Dimas yang memiliki mobil jenis sedan Honda Civic dengan modifikasi knalpot itu menambahkan, grup atau komunitas balap mobil liar di Senayan tidak sedikit jumlahnya. Tergantung jenis mobil yang dimiliki.
"Sebagian besar komunitas sedan, hampir 75 persen sedan,” katanya.
Lebih jauh, Dimas membeberkan, ada juga teman-teman dia yang beradu kecepatan dengan taruhan yang tidak sedikit jumlah nominalnya. Selain antar teman satu grup, terkadang balapan juga dilakukan sesama antar grup.
"Taruhannya bisa sampai Rp 10 juta hingga Rp 20 juta. Ada juga grup temen kita yang pakai taruhan mobil juga, jika kalah mobilnya harus diserahkan kepada yang menang. Ya karena gengsi juga sih, olok-olokan terus balapan taruhan mobil. Kita cari senang kok," jelas Dimas.
Adapun untuk rute start dan finish-nya, menurut Dimas, balapan dimulai dari belokan Senayan City kedua mobil berjajar sama. Kemudian untuk mulainya, ada gadis cantik yang merupakan bagian rekan satu grupnya untuk memberikan aba-aba.
"Start-nya dari belokan Senayan City, itu kan ada puter balik pintu masuk Senayan City sampai lampu merah belokan yang mau ke Hotel Atlet. Jaraknya ya kira-kira 500 meter," terangnya.
Dimas menegaskan, dirinya ogah ikut balapan mobil di sirkuit. Bukan tanpa sebab, dia beralasan, sirkuit-sirkuit yang ada selama ini waktu latihannya siang hari. Padahal, dia dan rekan-rekannya pagi sampai sore ada yang kerja atau memiliki kegiatan lain.
"Mungkin karena persoalan waktu. Kalau balapan kita kan waktunya malam, kalau sirkuit resmi itu kan waktunya dijadwalin. Belum ada jadwal balapan di sirkuit yang waktunya malam. Kalau siang kan kita juga kerja dan ada aktivitas lainnya. Sirkuit juga ribet, harus bayar, pendaftaran, macem-macem lah," kilah dia.
Dimas bersama teman-temannya nongkrong dan balapan sebanyak 12 kali dalam satu bulan. Jadwalnya termasuk rutin, mulai dari hari Rabu, Jumat dan Sabtu malam Minggu.
"Kalau hari biasa jam 00.00 WIB sudah berkumpul dan mulai balapan jam 01.00 WIB dini hari hingga menjelang subuh. Kalau hari Sabtu jam 02.00 WIB atau jam 03.00 WIB baru mulai, nunggu sepi jalan," tandasnya.