Awal Mula Penemuan Harta Karun Sriwijaya di Cengal
Musim kemarau dinanti-nanti warga Kecamatan Cengal, Sungai Menang, dan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, untuk mencari harta karun diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Aktivitas ini telah berlangsung sejak empat tahun lalu.
Musim kemarau dinanti-nanti warga Kecamatan Cengal, Sungai Menang, dan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, untuk mencari harta karun diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Aktivitas ini telah berlangsung sejak empat tahun lalu.
Menurut Sukas (50), warga Cengal, penemuan harta karun itu terjadi ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan milik sebuah perusahaan di Sungai Jeruju, Cengal, 2015. Secara tak sengaja seseorang menemukan perhiasan cincin di atas lahan gambut bekas terbakar.
-
Di mana situs Kerajaan Sriwijaya ditemukan? Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Siapa yang meyakini penemuan situs Kerajaan Sriwijaya? Sean Kingsley, arkeolog maritim asal Inggris meyakini penemuan tersebut, termasuk temuan patung Buddha emas seukuran batu rubi yang bernilai jutaan dolar.
-
Kapan Tarian Gending Sriwijaya resmi ditampilkan? Resmi Ditampilkan Setelah melewati rangkaian percobaan, Tari Gending Sriwijaya resmi dibawakan pada tanggal 2 Agustus 1945 dalam rangka menyambut pejabat Jepang dari Bukittinggi.
-
Bagaimana Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan di perairan nusantara? Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan di perairan nusantara selama 400 tahun.Kota istana yang terletak di sekitaran kota Palembang juga dikenal sebagai “Venesia dari Timur”, terletak di arteri utama Jalur Sutra versi maritim.
-
Bagaimana Tarian Gending Sriwijaya ditampilkan? Tarian ini dibawakan oleh gadis Palembang untuk menerima tamu penting. Palembang tak hanya terkenal dengan makanan khasnya, melainkan juga tradisi dan budayanya yang begitu beragam dan unik. Salah satu budaya Palembang yang terkenal adalah Tari Gending Sriwijaya.
-
Dimana ditemukan keramik kuno peninggalan Kerajaan Sriwijaya? Keramik-keramik dari Negeri Cina kemudian menyebar ke kepulauan Nusantara pada masa Hindu-Budha. Hal ini berdasarkan penemuan keramik-keramik kuno peninggalan Sriwijaya.
Dari mulut ke mulut, cerita itu sampai ke warga-warga sekitar. Banyak yang percaya namun tak sedikit juga yang mengacuhkan kabar itu. Bagi yang penasaran, mereka menuju lokasi dan akhirnya ketagihan mencari karena benar-benar menemukannya.
"Ketika itu kami tidak perlu gali tanah karena emas-emas itu muncul di permukaan tanah, anehnya tidak rusak, banyak masih utuh," ujarnya.
Lantaran lahan bekas terbakar itu digarap perusahaan, aktivis warga terhenti. "Kami yakin masih banyak lagi emas-emas di sana, karena tidak dilimbang (ayak) seperti sekarang, cuma mengais-ngais tanah sedikit," ujarnya.
Di tahun yang sama, perburuan kembali terulang karena penemuan emas Sriwijaya kembali ditemukan oleh kernet ekskavator yang membuat galian sudah cair di dusun Talang Petai. Dari sinilah mulai menggunakan sistem pengayaan karena berada di sungai.
Lokasi ini menjadi tempat dan masa jayanya pemburu harta karun. Mereka mendirikan tenda bermalam dan membawa bekal selama seminggu sebelum pulang untuk menjual hasil buruan. Ketika itu mereka sangat mudah mendapatkan perhiasan emas dalam kondisi utuh, tanpa cacat sedikitpun.
Selain perhiasan, warga juga banyak menemukan gerabah atau tembikar yang terbuat dari tanah liat maupun keramik. Gerabah itu bervariasi, ada yang kecil ada juga yang besar setinggi 50 sampai 60 sentimeter.
Di dalam guci besar, berisi tulang belulang manusia. Banyaknya tulang tersebut membuat warga menjuluki areal itu sebagai pulau tengkorak. Mayoritas tulang-tulang itu berukuran kecil, berbeda dengan tulang manusia saat ini.
"Setiap gerabah besar pasti atau tulang-tulang, lengkap dari kaki sampai tengkorak. Tidak ada yang kami bawa ke rumah, takut juga, kan tidak tahu tulang siapa," kata dia.
Benda Bersejarah Berserakan di Pinggir Sungai
Lagi-lagi lokasi itu tak diperkenankan lagi didatangi karena berada dalam lahan konsesi perusahaan. Warga hanya membiarkan gerabah-gerabah itu beserta tulang belulang berserakan di pinggir sungai.
"Tidak tahu sekarang, apa masih ada atau sudah diambil orang. Sejak dilarang kami tidak pernah ke situ lagi," ujarnya.
Selama beberapa tahun terakhir, banyak tempat yang sudah menjadi lokasi perburuan harta karun. Seperti Dusun Pasir, Sungai Lumpur, Sungai Serdang, Kanal 12, Sungai Bagan, Talang Sebaris, Kanal Pisang, dan sekarang Sungai Pelimbangan.
"Baru di Pelimbangan ini yang heboh, mungkin karena menyebar di media sosial," kata dia.
Warga berkeyakinan pernah ada penduduk yang bermukim di wilayah itu sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Hanya saja, mereka tidak mengetahui sejarahnya karena terputus keturunannya.
"Buyut-buyut kami tidak tahu ada cerita penduduk lama di sini, ceritanya terputus. Baru tahu ada perumahan lama setelah penemuan harta karun itu," kata Karan (48) warga Cengal.
Oleh karena itu, warga berharap sejarah yang pernah ada di situ bisa diungkap dengan terang. Bagi mereka ada kebanggaan tersendiri karena bagian dari sejarah pra, masa, dan pasca Kerajaan Sriwijaya.
"Tapi bukan berarti memburu emas ditutup atau dilarang. Silakan meneliti, kami tetap memburu, intinya jangan saling ganggu," kata dia.
(mdk/cob)