Awol-awol import di Sekaten idola anak muda sampai orang tua
Harganya sangat murah hanya berkisar mulai Rp 5.000 sampai Rp 35.000.
Pakaian bekas import atau yang kerap disebut Awol-awol, masih menjadi idola anak muda dan orang tua yang berkunjung ke Sekaten di Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta. Kebanyakan diantara mereka memilih Awol-awol sebagai tempat belanja pakaian karena unik dan harganya sangat murah hanya berkisar mulai Rp 5.000 sampai Rp 35.000.
Awol-awol sendiri merupakan bahasa Jawa yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi "berantakan". Disebut Awol-awol karena pakaian yang dijual tidak disusun tapi dibiarkan berantakan oleh penjualannya.
Menurut Diah, salah seorang penjaga stand Awol-awol di Sekaten, para pembeli biasanya mencari pakaian yang unik dan masih layak pakai. Anak-anak muda misalnya, mencari kemeja flanel merek luar negeri yang jika beli di mall harganya sangat mahal.
"Kebanyakan kalau cowok itu flanel atau jaket, kalau cewek juga atasan model-model korea, kalau orang tua biasanya jaket sama celana panjang," katanya saat ditemui di sela-sela melayani pembeli, Kamis (04/12).
Hardianto mahasiswa Universitas Tamansiswa mengaku tidak malu berbelanja pakaian di Awol-awol. Menurutnya jika pintar mencari, bisa mendapatkan pakaian yang bagus dan terlihat trendy jika memakainya.
"Ngapain malu, kalau pintar nyarinya dapat yang bagus, dibongkar saja itu tumpukan-tumpukan," ujarnya.
Selain itu, lanjut Hardianto, harga pakaian Awol-awol pas untuk kantong mahasiswa yang nota bene belum punya penghasilan dan masih mengandalkan kiriman orang tua.
"Dijamin murah, kalau beli kemeja di mall bisa Rp 100 ribuan cuma dapat satu, kalau disini bisa dapat tiga," tambahnya.
Hal serupa juga lontarkan Heni, seorang ibu rumah tangga yang mengaku tak pernah ketinggalan berburu Awol-awol. Ketimbang masuk mall, dia lebih suka blusukan di Awol-awol.
"Disini murah, kalau untuk saya nggak papa biar hemat. Biar nanti anak-anak saja yang beli di toko," katanya singkat.