Ayah Taruna ATKP Tewas Dianiaya Senior Tanya Kelanjutan Kasus ke Polisi
Dalam pertemuan itu, Daniel merasa aneh penyidik tidak memeriksa ponsel anaknya. Dia yakin dari ponsel tersebut mungkin ada petunjuk baru untuk mengungkap kasus ini.
Pelda Daniel Pongkala (43), orangtua Aldama Putra Pongkala, taruna angkatan 1 Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar mendatangi Polrestabes Makassar. Mereka mempertanyakan kelanjutan kasus penganiayaan berujung tewas terhadap anaknya.
Tak cuma ayah Aldama, adik, kaka dan keponakannya juga ikut. Kedatangan mereka diterima Kapolrestabes Makassar, Kombes Polisi Wahyu Dwi Ariwibowo didampingi Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Jamal Fathur.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa penyebab utama tawuran pelajar di Jakarta? Tidak ada alasan yang jelas mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar di Jakarta. Namun biasanya penyebab utama tawuran adalah adanya singgungan antar pelajar, seperti saling ejek, saling hina, dan mengaku paling menguasai wilayah yang dilalui pelajar dari sekolah lain.
-
Siapa yang tampil di panggung acara sekolah? Kedua putri mereka, Megu dan Mishka, tampil memukau di panggung acara sekolah.
Kurang lebih 30 menit pertemuan dilakukan. Sebelumnya, pria yang bertugas di TNI Angkatan Udara ini juga sudah bertemu dengan pimpinan ATKP Makassar, Achmad Setiyo Prabowo.
"Bapak Kapolrestabes menjelaskan ke kami bahwa kasusnya masih pengembangan. Katanya mereka sudah bekerja sesuai prosedur dan kami percayakan itu karena kami sadar memang butuh waktu, bukti-bukti kuat. Karena juga sampai saat ini penyidik belum menerima hasil otopsi jenazah putra kami dari Universitas Hasanuddin," kata Daniel, Senin (25/2).
Dalam pertemuan itu, Daniel merasa aneh penyidik tidak memeriksa ponsel anaknya. Dia yakin dari ponsel tersebut mungkin ada petunjuk baru untuk mengungkap kasus ini.
"Sabtu malam sebelum anak saya meninggal dunia, dia terima telepon dari seseorang. Karena terdengar anak saya mengatakan "Siap Bang" jadi saya yakin kalau itu telepon dari seniornya. Tiga kali ditelepon untuk datang ke Kelurahan Antang untuk ngumpul tapi saya larang. Saya dengar anak saya seperti diancam sampai mengatakan 'siap salah' berkali-kali. Keesokan harinya anak saya meninggal dunia di kampus," kata Daniel Pongkala.
Dia yakin, akan ada petunjuk baru jika percakapan di ponsel putranya itu selidiki.
"Kapolrestabes tadi mengatakan soal ponsel itu akan menyusul informasinya. Kita diminta bersabar karena penyidik sementara menunggu hasil autopsi," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Aldama Putra Pongkala tewas di kampusnya karena dianiaya seniornya Muhammad Rusdi yang kini telah menjadi tersangka. Penganiayaan karena hal sepele, saat korban memasuki lingkungan sekolah dengan sepeda motor, kedapatan tidak memakai helm.
Terpisah Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo, mengaku pada keluarga sudah memeriksa 28 saksi. Polisi juga sedang melengkapi berkas tersangka Rusdi.
"Kita sampaikan bahwa sudah ada 28 saksi yang dimintai keterangannya yakni para taruna ATKP dan petinggi kampus. Sementara masih satu tersangka yang kini tengah pemberkasan dan untuk progresnya, penyidik masih menunggu hasil autopsi jenazah yang belum keluar dari Universitas Hasanuddin. Kita juga sampaikan ke keluarga korban untuk melaporkan jika menemukan hal baru yang bisa jadi petunjuk," kata Kombes Polisi Wahyu Dwi Ariwibowo.
Dipastikan, jika ada bukti-bukti baru yang ditemukan dalam perjalanan menyelidiki kasus ini, polisi akan menindaklanjuti.
Baca juga:
Santri di Padang Dikeroyok Hingga Tewas, Mendikbud Akui Tak Bisa Kontrol Jutaan Siswa
Polisi Libatkan Interpol Buru Guru PAUD Penganiaya Murid yang Kabur ke Taiwan
Asrama Putra Jadi Saksi Bisu 17 Santri di Padang Panjang Aniaya Teman Hingga Tewas
Kasus Masih Diproses Polri, Guru Aniaya Murid PAUD di Samarinda Kabur
Guru Terduga Penganiaya Murid PAUD di Samarinda Kabur ke Taiwan
Siswa Berkebutuhan Khusus di Bekasi Diduga Dianiaya Guru Hingga Memar
Mendikbud Tegaskan Guru Bukan Polisi atau Hakim yang Menghukum Siswa Nakal