Bagaimana pengemis ini kumpulkan Rp 25 juta dari kolong Pancoran
Keduanya mengumpulkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu 15 hari.
Walang bin Kilon (54) dan Sa'aran (60), dua orang pengemis yang biasa mengemis di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan kedapatan memiliki uang sebesar Rp 25 juta. Hal ini didapati setelah Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring dan memeriksa bungkusan plastik yang biasa mereka bawa.
"Keduanya bisa terjaring setelah petugas intai selama 2 hari berdasarkan laporan dari masyarakat," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (27/11).
Petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan tetap akan mengirim mereka ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jalan Raya Bina Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur, untuk dilakukan pembinaan.
"Untuk uangnya nanti akan dikembalikan setelah mereka selesai menjalani pembinaan," pungkas Miftahul.
Menurut Miftahul, keduanya mengumpulkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu 15 hari. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk berangkat ibadah haji.
Berikut cara keduanya mengumpulkan uang Rp 25 juta dalam waktu 15 hari:
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa Kastil Ayanis hancur? Bukti tertulis menunjukkan, kastil tersebut hancur akibat gempa bumi besar dan kebakaran, sekitar 20 hingga 25 tahun setelah pembangunannya.
-
Kenapa deskripsi penting? Tujuan dari teks deskripsi adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan kepada pembaca agar mereka memahami objek apa yang sedang dibahas atau dibicarakan dalam sebuah teks.
-
Kenapa PMO penting? Tujuan utama PMO adalah untuk mencapai manfaat dari standarisasi dan mengikuti proses, kebijakan, dan metode manajemen proyek.
Selalu berpindah lokasi mengemis
Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda mengatakan, dalam mengemis, keduanya tidak diam di satu tempat. Keduanya selalu berpindah-pindah, dengan lokasi sasaran toko dan ruko.
"Tidak ada kontrakan, ya tidur di jalan atau pinggir toko. Kalau uang sudah banyak kita pulang kampung dulu," papar Miftahul.
Dari pengakuan keduanya, mereka hanya beroperasi di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Selalu berbagi peran
Dalam menjalankan aksinya, kedua warga Subang, Jawa Barat ini selalu berbagi peran. Dengan menggunakan gerobak yang didorong, Sa'aran (60) selalu berperan sebagai orang sakit, dan Walang (54) bertugas mendorong.
"Walang yang menjadi otak dari kegiatan mengemis tersebut, bertindak sebagai pendorong gerobak. Sementara Sa'aran yang lebih tua, berpura-pura sebagai orang sakit yang berada di gerobak dan butuh pengobatan," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (27/11).
Mengemis di malam hari
Setelah diawasi selama dua hari, petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapati fakta bahwa, dalam mengemis, Walang bin Kilon (54) dan Sa'aran (60) selalu meminta belas kasihan orang pada malam hari.
"Keduanya beroperasi hanya malam. Dan kita tangkap di bawah fly over Pancoran semalam," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (26/11).
Dia menjelaskan, keduanya berhasil dijaring setelah Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapat laporan dari masyarakat.
Uang hasil mengemis disimpan di kantong plastik berbeda
Sebagai tempat menyimpan uang hasil mengemis, Sa'aran (60) dan Walang (54) menggunakan dua kantong plastik hitam yang berbeda. Uang tersebut diletakan di dalam gerobak yang digunakan saat mengemis.
"Plastik pertama kita buka dan hitung ada Rp 7 juta. Lalu plastik lainnya juga ada uang, dengan total keseluruhan Rp 25.448.600," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (26/11).
Setelah menjalani pembinaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jl Raya Bina Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur, petugas berjanji mengembalikan uang keduanya.
"Untuk uangnya nanti akan dikembalikan setelah mereka selesai menjalani pembinaan," pungkas Miftahul.
Uang mengemis untuk modal naik haji
Dari penuturan Sa'aran (60) dan Walang (54), petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapati bahwa keduanya berencana menggunakan uang hasil mengemis sebagai dana untuk berangkat haji. Keduanya pun sudah mendaftar naik haji melalui orang di kampung mereka, Subang, Jawa Barat.
"Mereka sudah daftar haji sama Pak Haji Nanang di kampung. Kemarin 15 hari lalu baru ke Jakarta lagi, jadi uang itu ya untuk tambahan setor haji," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, Rabu (26/11).
Baca juga:
Beroperasi di kolong Pancoran, pengemis ini kumpulkan Rp 25 juta
Bawa Rp 25 juta, pengemis ini mengaku untuk bayar setoran haji
Beraksi di Pancoran, pengemis ini kedapatan bawa uang Rp 25 juta
Beri uang pengemis akan kena denda Rp 50 juta
5 Cerita pengemis berpendapatan jutaan rupiah