Bagian Tubuh Petani di Siak Ditemukan dalam Perut Buaya
Beberapa potongan tubuh korban ditemukan polisi, masyarakat dan anggota Basarnas Pekanbaru di pinggir kanal. Beberapa bagian sudah hancur karena terkaman buaya yang mendiami kanal itu.
Pencarian terhadap Wartoyo alias Keling di sebuah kanal Sungai Lakar, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, membuahkan hasil. Hanya saja, tubuh korban berusia 35 tahun itu sudah tak utuh lagi karena dimangsa buaya.
Beberapa potongan tubuh korban ditemukan polisi, masyarakat dan anggota Basarnas Pekanbaru di pinggir kanal. Beberapa bagian sudah hancur karena terkaman buaya yang mendiami kanal itu.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan tayamum menjadi batal? Tayamum akan langsung batal jika Anda telah menemukan air sebelum melakukan salat.
-
Kapan awan terbentuk? Awan terbentuk saat molekul air di udara berkumpul dan membentuk tetesan air atau kristal es, proses tersebut dinamakan kondensasi.
-
Kapan gua tersebut tertutup? Gua tersebut diduga telah ditutup selama 3.300 tahun sejak zaman Firaun Ramses II, penguasa Mesir Kuno dengan wilayah kekuasaan yang mencakup pesisir Mediterania dan Sungai Nil.
Selain jasad, masyarakat juga menangkap buaya pemangsa korban. Satwa dari zaman purbakala itu terpaksa diakhiri hidupnya karena masyarakat menduga sisa tubuh korban berada di perutnya.
"Dalam perut buaya tersebut masih ada (tubuh korban), sudah hancur," kata Camat Sungai Apit Wahyudi kepada wartawan.
Wahyudi menjelaskan, pencarian korban sudah dilakukan sejak Selasa malam ketika masyarakat menerima laporan. Pencarian dilanjutkan pada Rabu pagi dan akhirnya bagian tubuh korban ditemukan.
Menurut Wahyudi, lokasi penemuan tubuh korban tak jauh dari tempat hilangnya. Begitu ditemukan, masyarakat juga melihat buaya di dekat tubuh korban dan bersama-sama menangkapnya.
"Pencarian ini juga melibatkan pawang buaya dari Lubuk Mudo, Sungai Pakning. Penemuannya menjelang Magrib," kata Wahyudi.
Kanal-kanal di Sungai Lanus ini memang dihuni banyak buaya. Meski demikian, bisa dibilang jarang terjadi konflik antara manusia dengan buaya di daerah itu, apalagi berujung maut.
Menurut Wahyudi, kejadian ini bisa dipicu banyaknya pendatang baru di Teluk Lanus. Bisa jadi, ada pantangan yang dilanggar warga sekitar sehingga membuat buaya menjadi beringas.
"Mungkin, ada pantang larang yang dilanggar," ujar Wahyudi.
Oleh karena itu, Wahyudi berpesan kepada masyarakat, terutama pendatang di Teluk Lanus agar menghormati serta memahami adat istiadat di sana.
"Sebaiknya berkomunikasi dengan penghulu ataupun sesepuh kampung," sebut Wahyudi.
Masyarakat juga diimbau membatasi aktivitas di sungai untuk sementara waktu. Masyarakat juga diminta tidak takabur dan menjaga sopan santun ketika melintasi sungai.
"Begitu juga ketika melintasi rawa yang ada di Sungai Lakar," tambah Wahyudi.
Reporter: M Syukur
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Sedang Cari Kayu, Petani Hilang di Sungai Penuh Buaya
2 Buaya Nusakambangan Bikin Heboh Emak-Emak di Perahu
TKI di Malaysia Tewas Dimangsa Buaya
Hilang Diterkam Buaya, Bocah 8 Tahun di Berau Akhirnya Ditemukan Tewas
Bocah 8 Tahun di Berau Hilang Diterkam Buaya usai Mandi di Sungai
Dikira Mainan, Buaya di Pantai Timur Pangandaran Bikin Resah Warga