Bangganya Kapolri dengan prestasi Bhayangkara FC
Gelar juara Bhayangkara sempat menjadi perdebatan akibat pertandingan melawan Mitra Kukar. Bhayangkara menjadi juara usai Mitra Kukar dihukum oleh Komdis PSSI yang mendapatkan larangan bermain.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengutarakan rasa bangganya terhadap keberhasilan klub Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017. Pada akhir klasemen, Bhayangkara FC menoreh 68 poin. Jumlah poin ini sama dengan yang diperoleh Bali United yang berada di peringkat kedua. Namun, Bhayangkara menjadi juara karena unggul secara head to head dari klub kebanggaan Pulau Dewata.
Tito Karnavian mengutarakan rasa bangganya dengan tim berjuluk The Guardian itu saat acara Selebrasi Juara Bhayangkara FC di aula gedung utama Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Selasa (12/12).
Selain Tito, acara dihadiri pula oleh Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, Wakapolri Komjen Pol Syafruddin, Irwasum Pol Komjen Pol Eko Putut Bayuseno, Kabaharkam Pol Komjen Pol Moechgiyarto, Kabareskrim Komjen Pol Ari Dono Sukamto, Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto dan juga beberapa Kapolda.
"Inilah kebanggaan bagi Polri. Kita tidak hanya melaksanakan tugas pokok tapi memberi kontribusi bagi Indonesia. Ke depan kita dukung Bhayangkara ini dan memanfaatkan momentum ini agar generasi muda agar mereka giat berolahraga berprestasi di bidang olahraga supaya meninggalkan perilaku-perilaku kejahatan dan perilaku negatif," kata Tito dalam sambutannya.
Untuk merayakan keberhasilan Bhayangkara FC, Tito mengatakan, Bhayangkara FC akan diarak ke sejumlah daerah. Usai menjadi juara, Bhayangkara FC akan pindah ke homebase baru di stadion PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
-
Di mana BRI Liga I dimainkan? Liga tertinggi sepak bola Indonesia ini akan dimulai pada tanggal 9 Agustus 2024, dengan pertandingan pembuka antara Persib Bandung dan PSBS Biak.
-
Siapa yang menjadi juara bertahan BRI Liga 1? Persib Bandung, yang merupakan juara bertahan, berhasil mempertahankan gelar terbaiknya di BRI Liga 1 2023/2024.
-
Siapa yang menjadi juara bertahan BRI Liga I? Persib Bandung, yang merupakan juara bertahan, berhasil meraih gelar terbaik di BRI Liga 1 2023/2024.
-
Kapan Jakarta Bhayangkara Presisi mengalahkan Jakarta Allo Bank LavAni di final Proliga 2024? Jakarta Bhayangkara Presisi Bekuk Jakarta Allo Bank LavAni pada Final Proliga 2024 dalam Laga yang Berjalan Menegangkan Jakarta Bhayangkara Presisi tampil gemilang di final Proliga 2024, mengalahkan Jakarta Allo Bank LavAni dalam pertarungan menegangkan selama empat set di Indonesia Arena, Jakarta, pada Minggu (21/7/2024) malam WIB.
-
Mengapa kemenangan Jakarta Bhayangkara Presisi di final Proliga 2024 dapat dibilang sebagai ajang balas dendam? Kemenangan di final Proliga 2024 merupakan ajang balas dendam bagi Jakarta Bhayangkara Presisi, mengingat dominasi Jakarta Allo Bank LavAni sepanjang musim. Selain itu, Bhayangkara Presisi selalu kalah dari LavAni pada dua edisi final Proliga sebelumnya.
-
Di mana final Proliga 2024 antara Jakarta Bhayangkara Presisi dan Jakarta Allo Bank LavAni diselenggarakan? Jakarta Bhayangkara Presisi tampil gemilang di final Proliga 2024, mengalahkan Jakarta Allo Bank LavAni dalam pertarungan menegangkan selama empat set di Indonesia Arena, Jakarta, pada Minggu (21/7/2024) malam WIB.
Pindah kandang ke PTIK, Tito menyebutkan Bhayangkara tak perlu lagi jauh-jauh di Bekasi karena pada musim 2016-2017, laga kandang tim besutan Simon Mcmenemy ini digelar di Stadion Patriot Bekasi.
"Nanti kita ingin agar seluruh Kapolda-Kapolda menyambut kemenangan Bhayangkara FC. Dan saya juga meresmikan lapangan PTIK ini sebagai Home Base Bhayangkara FC, biar nanti saat latihan enggak perlu jauh-jauh ke Bekasi lagi," ujarnya.
Sementara, CEO Bhayangkara FC Irjen Pol Royke Lumowa mengaku bahwa sebenarnya dirinya tak menargetkan bisa untuk menjuarai Liga 1. Sebab, banyak tim-tim yang lebih jago dari tim binaan kepolisian ini.
"Saya tadinya itu berharap bisa masuk lima besar aja. Eh ternyata bisa jadi juara 1," ujar Kakorlantas Polri ini.
Gelar juara Bhayangkara FC diketahui menjadi perdebatan panas. Penyebabnya, tim ini menjadi juara tentatif sebelum kompetisi berakhir dengan menyisakan satu pertandingan. Cikal bakal polemik gelar juara saat Bhayangkara FC melawan Mitra Kukar. Dalam pertandingan tim naga mekes memainkan Mohamed Sissoko pada pertandingan yang digelar Jumat (3/11).
Sissoko sebelumnya mendapat sanksi larangan bermain di dua laga, termasuk melawan Bhayangkara dan Persiba Balikpapan pada pertandingan berikutnya. Namun, pemain asal Mali itu tetap diturunkan saat menghadapi Bhayangkara.
Hasil 1-1 yang diraih Mitra Kukar menjadi hangus. Sebaliknya, hasil pertandingan menjadi berubah. Mitra Kukar dinyatakan kalah 0-3 dan mendapatkan denda Rp 100 juta.
Masalah Sissoko ini menjadi polemik sebab adanya pembelaan dari pihak Mitra Kukar. Pada hari pertandingan, nama Sissoko tidak masuk dalam daftar pemain yang tidak boleh bermain di laga tersebut atau tak tercantum dalam Nota Larangan Bermain.
Pembelaan dari Mitra Kukar menjadi masuk akal karena mereka tak menerima salinan putusan Komdis PSSI yang merinci hukuman tambahan untuk Sissoko seperti yang diterima oleh Bhayangkara FC.
Keputusan dari PSSI itu membuat Bhayangkara FC bertengger di puncak klasemen di atas Bali United. Bhayangkara menjadi juara tentatif usai Mitra Kukar berniat mengajukan banding atas putusan WO yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI. Namun, Mitra Kukar batal banding dan juara dipastikan berada di genggaman Bhayangkara FC.
Kemenangan Bali United 3-0 atas Gresik United di laga terakhirnya tak mempengaruhi hasil klasemen karena Bhayangkara sudah dipastikan sebagai juara. Bhayangkara sebelumnya membungkam Madura United dengan skor 3-1 lewat hattrick penyerang naturalisasi, Ilija Spasojevic. Kemenangan ini yang mengunci gelar juara untuk Bhayangkara FC.
Bhayangkara FC awalnya tak diperhitungkan pada kompetisi Liga 1. Sebab, baru terbentuk pada tahun 2016 meski sebenarnya lahir saat Persebaya Surabaya mengalami dualisme. Dualisme menyebabkan ada dua Persebaya yang bermain di kompetisi berbeda. Pada saat itu juga kompetisi Indonesia mengalami dualisme.
Ada Persebaya 1927 yang bermain di Liga Primer Indonesia dan Persebaya Surabaya yang tampil di Divisi Utama. Persebaya Surabaya yang bermain di Divisi Utama ini yang menjadi cikal-bakal terbentuknya Bhayangkara FC.
Baca juga:
Bhayangkara FC juara Liga 1, Jenderal Tito sebut jadi kebanggaan Polri
Bhayangkara FC lepas Spasojevic
Bhayangkara FC tak mau berpisah dengan Spaso
Ribut soal logo klub, Bhayangkara FC minta maaf pada Bonek
PSSI daftarkan lima klub ke kompetisi Asia