Banyak Isu Sesat Soal Tsunami Selat Sunda, BMKG Imbau Pantau 2 Sumber Ini
Aplikasi Magma Indonesia diperlukan karena memuat informasi secara real time tentang aktivitas vulkanik Anak Gunung Krakatau. Apalagi berdasarkan hipotesa sebelumnya, tsunami Selat Sunda dipicu oleh aktivitas vulkanik, bukan gempa bumi tektonik.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengakui situasi bencana kerap diwarnai isu-isu sesat yang dapat menambah kepanikan masyarakat, seperti yang terjadi pasca-tsunami Selat Sunda. Dia pun meminta masyarakat tidak mudah mempercayainya.
Dia pun meminta masyarakat tenang namun tetap waspada terhadap situasi alam. Dia juga mengimbau masyarakat terus memantau informasi yang terpercaya yang dikeluarkan oleh situs resmi BMKG dan Badan Geologi.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Bagaimana tsunami Storegga mencapai Inggris utara? Lebih jauh ke selatan di Inggris utara, ketinggian ombak mencapai antara 3 dan 6 meter (10 hingga 20 kaki).
"Mohon terus diikuti melalui situs, medsos, atau aplikasi mobile Info BMKG serta aplikasi mobile Magma Indonesia dari Badan Geologi," ujar Dwikorita di Kantor BMKG, Selasa 25 Desember 2018 malam.
Aplikasi Magma Indonesia, kata Dwikorita, diperlukan karena memuat informasi secara real time tentang aktivitas vulkanik Anak Gunung Krakatau. Apalagi berdasarkan hipotesa sebelumnya, tsunami Selat Sunda dipicu oleh aktivitas vulkanik, bukan gempa bumi tektonik.
"Kami menyadari dalam situasi seperti ini selalu muncul isu menyesatkan, maka agar kita tidak bingung, ketika ada isu mohon segera cek situs tadi. Karena ini terkait erupsi vulkanik yang dapat memicu, maka pantau Magma Indonesia," tuturnya.
BMKG sendiri telah mengaktifkan enam alat sensor seismograf agar bisa mendeteksi getaran atau tremor yang diakibatkan aktivitas vulkanik Anak Gunung Krakatau. Alat tersebut sebenarnya hanya digunakan untuk mengukur aktivitas tektonik yang berupa getaran besar, bukan vulkanik yang getarannya kecil.
Namun keenam alat yang mengepung Anak Gunung Krakatau itu telah didesain ulang agar mampu mendeteksi getaran sekecil apapun akibat aktivitas vulkanik. Jika besaran getaran diperkirakan bakal memicu longsor pada dinding kawah gunung, maka BMKG akan mengeluarkan peringatan dini tsunami.
Baca juga:
Deteksi Tsunami Susulan, BMKG Kepung Gunung Anak Krakatau dengan 6 Seismograf
Polda Banten Kembali Identifikasi 208 Korban Tsunami
Pascatsunami Selat Sunda, 98,7 Persen BTS Telah Beroperasi
Pemprov Jabar Siapkan Rp 2 Miliar Bantuan Bencana Tsunami Selat Sunda
Polisi Berhasil Identifikasi 103 Korban Tsunami di Lampung
Dievakuasi dari atas Gunung, Pengungsi Tsunami Banten Akhirnya Melahirkan
Penelitian: Tsunami Jadi Bencana Paling Merugikan dalam Sejarah