Banyak masalah, kurikulum 2013 akhirnya dievaluasi
Menteri Anies berjanji menyampaikan hasil evaluasi yang tengah berjalan pada Jumat mendatang.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan Kurikulum tahun 2013 sedang dievaluasi. Dia memahami penerapan Kurikulum 2013 telah memberatkan para guru-guru lantaran minimnya sosialisasi.
"Kurikulum 2013 mulai dievaluasi Jumat kemarin, dipimpin mantan dirjen Pendidikan Menengah. Harapannya sudah ada hasil awal atas assessment kurikulum," kata Anies di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senin (1/12).
Menurut dia, Kurikulum tahun 2013 akan disempurnakan oleh tim evaluasi yang terdiri dari beberapa kalangan. Dengan demikian, kurikulum tahun 2013 tetap dipakai.
"Harus segera mungkin karena semester 2 sudah mau berjalan. Hanya apa yang akan dilakukan untuk semester dua. Praktik di lapangan apa yang akan disesuaikan. Saya bilang sama tim untuk obyektifitas nomor satu," kata dia.
Dia menjabarkan, beberapa kendala yang dialami selama Kurikulum 2013 diterapkan yakni persoalan lambannya tanda tangan cetak buku lembar kerja siswa dan para guru yang belum mengerti.
"Banyak di Kabupaten/Kota yang belum tanda tangan cetak buku. Bukan soal kurikulumnya tapi masalah guru-gurunya. Seperti untuk SMP 32 persen, SMA 23 persen dan SD 19 persen. Semester 1 yang menerima 77 persen," jelasnya.