Banyak yang Tak Pakai Masker, Wisatawan di Garut Kucing-kucingan dengan Petugas
Sejumlah tempat wisata di Garut sendiri, dari pemantauan yang dilakukan pihaknya, mayoritas sudah menerapkan protokol kesehatan. Para wisatawan pun yang hendak berkunjung selalu diperiksa suhu tubuhnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Budi Gan Gan menyebut bahwa banyak wisatawan yang datang ke destinasi wisata di Garut tidak menerapkan protokol kesehatan. Kebanyakan, protokol kesehatan yang dilanggar adalah dengan tidak mengenakan masker saat berwisata.
Budi mengungkapkan, wisatawan hanya menggunakan masker hanya ketika ada petugas saja, bukan atas dasar kesadaran. "Jadi kita seperti kucing-kucingan. Mungkin karena menggunakan masker juga tidak nyaman," ungkapnya, Rabu (15/7).
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Sejumlah tempat wisata di Garut sendiri, dari pemantauan yang dilakukan pihaknya, mayoritas sudah menerapkan protokol kesehatan. Para wisatawan pun yang hendak berkunjung selalu diperiksa suhu tubuhnya.
"Para pengelola destinasi wisata harus terus melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan di tempatnya masing-masing. Penerapan protokol kesehatan adalah bagian yang tak terpisahkan dari masa adaptasi kebiasaan baru," katanya.
Budi mengaku bahwa pihaknya belum menemukan adanya pelanggaran protokol kesehatan dari pengelola wisata. Hal tersebut sendiri dikarenakan para pengelola enggan tempatnya menjadi tempat penyebaran Covid-19.
Saat ini sendiri, disebut Budi, angka kunjungan wisatawan ke Garut kembali naik sejak dibuka pada Juni 2020. Hampir setiap akhir pekan, sejumlah tempat wisata di Garut ramai. Dengan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh wisatawan, pihaknya akan kembali mengevaluasi pembukaan destinasi wisata di Garut.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Garut siap memberlakukan sanksi kepada mereka yang melanggar protokol kesehatan. Sanksi yang akan diberikan sendiri berupa denda.
"Pemberlakuan sanksi diharap bisa membuat masyarakat sadar akan pentingnya melaksanakan protokol kesehatan. Juli ini akan mulai kita berlakukan. Akan ada sanksi tegas bagi masyarakat yang tidak menggunakan masker saat hendak ke luar rumah," katanya.
Saat ini sendiri, Helmi menilai bahwa tingkat kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di Garut masih rendah. "Pemda saat ini tengah mensosialisasikan sanksi tersebut kepada masyarakat. Besaran denda yang akan diterapkan masih dalam pembahasan," ucapnya.
(mdk/rhm)