Banyuwangi jadi tuan rumah AFI, Bupati Anas: Ayo jadi creativepreneur
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas gembira dengan penyelenggaraan AFI di Banyuwangi. film bisa menjadi sarana yang efektif pengembangan potensi diri, terutama bagi kaum muda
Kabupaten Banyuwangi mendapatkan kehormatan sebagai tuan rumah Apresiasi Film Indonesia (AFI). Ada berbagai kegiatan AFI sepanjang November ini, seperti workshop penulisan skenario dan penyutradaraan film.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas gembira dengan penyelenggaraan AFI di Banyuwangi. "Kami ingin ini jadi pembakar semangat kaum muda kreatif untuk mendalami industri kreatif, salah satunya film. Karena ini menjanjikan," kata Anas.
Menurut Anas, film bisa menjadi sarana yang efektif pengembangan potensi diri, terutama bagi kaum muda.
"Saya melihat ke depan profesi sebagai film-maker dengan berbagai turunannya seperti kreator Youtube, videografer, vlogger berbagai bidang, dan sebagainya bisa menjadi profesi yang menjanjikan. Ini salah satu mimpi generasi zaman now kalau kata anak-anak millenial sekarang," ujarnya.
"Mereka bisa dapat duit dengan menjadi creativepreneur. Isi konten di Youtube, Instagram dan sebagainya, bisa dapat puluhan sampai ratusan juta. Nah, dasarnya saya kira bisa ditunjang dari aspek sinematografi, yang diajarkan juga dalam workshop AFI ini," imbuh bupati berusia 44 tahun ini.
AFI sendiri merupakan ajang perfilman yang digelar Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepala Bidang Apresiasi dan Tenaga Perfilman Pusbang Perfilman M Sanggupri mengatakan, workshop ini digelar untuk melahirkan bibit-bibit muda pembuat film berkualitas.
"Ada 40 peserta, kami seleksi dari seluruh Indonesia, dan jumlahnya memang kami batasi," ujar Sanggupri. Workshop ini digelar selama tiga hari, 1-3 November di Hotel Santika Banyuwangi.
Para peserta mendapatkan materi seputar penyutradaraan film, penulisan skenario, penyuntingan dan pembekalan pembuatan proposal film. Tak tanggung-tanggung, mentornya langsung melibatkan profesional bidang perfilman, seperti Tio Pakusadewo, Roy Lelang, Karsono Hadi, dan Irfan Ramli.
Selama tiga hari mengikuti pelatihan, para peserta mengaku mendapatkan manfaat besar dan wawasan lebih seputar perfilman. Ratih Puspasari asal Desa Licin, Banyuwangi, yang selama ini kerap menjadi penulis script untuk produksi film pendek anak-anak Banyuwangi banyak belajar soal penulisan skenario. Seperti cara menuliskan gagasan dan membuat cerita, hingga menumbuhkan kepekaan tentang hal yang akan difilmkan.
Para mentor mengaku puas dengan bakat-bakat yang dimiliki peserta, seperti yang diungkapkan Tio Pakusadewo. Aktor senior ini mengaku memiliki harapan besar kepada peserta setelah 'dikawal' dengan orang-orang yang kompeten. Para pegiat AFI memiliki komitmen akan terus memantau perkembangan peserta workshop selama setahun ke depan.
"Saya harap mereka mendapatkan kesempatan luas setelah ini, minimal mereka telah masuk ring yang benar. Dengan trigger workshop ini akhirnya memunculkan ide yang bagus buat para anak muda di sini," jelas Tio.
Setelah mengikuti workshop ini, para peserta diwajibkan membuat proposal film dokumenter yang kemudian diseleksi untuk mendapatkan pendanaan pembuatan film.