Bapak Telat Gajian, Anak Penggali Makam Jenazah Pasien Covid-19 Putus Sekolah
Ayah Oktafiani, Indra Mayu menuturkan, dirinya dan tujuh rekannya memulai pekerjaan itu sejak Mei 2020 dan sudah menggali kuburan sebanyak 13 jenazah Covid-19.
Seorang siswi SMP Prabumulih, Sumatera Selatan, bernama Oktafiani (14) harus putus sekolah karena tak mampu membayar SPP. Ironisnya, ayah Oktafiani bekerja sebagai penggali makam jenazah pasien Covid-19.
Ayah Oktafiani, Indra Mayu menuturkan, dirinya dan tujuh rekannya memulai pekerjaan itu sejak Mei 2020 dan sudah menggali kuburan sebanyak 13 jenazah Covid-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Pada bulan pertama dia menerima gaji Rp1,5 juta namun selama dua bulan terakhir gajinya tak kunjung dibayarkan.
"Bulan pertama gajian lancar saja, tapi sejak Juni kemarin belum gajian, tidak tahu kenapa bisa telat," ungkap Indra, Selasa (14/7).
Lantaran tak punya uang, dirinya terpaksa tidak melanjutkan sekolah anaknya yang duduk di bangku kelas II SMP Muhammadiyah Prabumulih. Sebab dia harus menyiapkan uang banyak untuk melunasi tunggakan SPP selama delapan bulan, daftar ulang, dan biaya seragam sekolah. SPP per bulan Rp100 ribu, seragam sekolah Rp775 ribu dan daftar ulang Rp400 ribu.
"Saya tidak punya uang lagi, jadi anak saya tidak bisa melanjutkan sekolahnya," ujarnya.
Sebelum menjadi penggali kubur jenazah Corona, Indra bekerja serabutan, terkadang buruh bangunan dengan penghasilan tak seberapa. Untuk makan saja tak cukup apalagi untuk kebutuhan sekolah anaknya.
"Alhamdulillah masih bisa kami syukuri dengan rizki yang diterima, walaupun makan masih kurang," ujarnya.
Mendapat kabar tersebut, mantan Gubernur Sumsel yang kini menjadi anggota DPR RI Alex Noerdin mengutus timnya untuk menemui keluarga Indra. Najib Asmani mengatakan, pihaknya memberikan bantuan untuk melunasi tunggakan sekolah Oktafiani agar kembali melanjutkan pendidikan.
"Kami tak ingin anak-anak putus sekolah karena kondisi Covid-19. Apalagi Sumsel dikenal daerah pelopor program sekolah gratis yang dilakukan pak Alex saat masih menjadi gubernur," kata dia.
(mdk/fik)