Bayi beruang ditemukan pegawai perkebunan HTI Arara Abadi saat panen
Karena karyawan takut jika anak beruang ditinggalkan akan mati atau dimangsa satwa lain, maka salah satu karyawan berinisiatif membawanya pulang untuk diberi susu kaleng.
Seekor bayi beruang (Helarctos malayanus) berusia sekitar dua bulan ditemukan dalam kondisi terlantar di perkebunan HTI Akasia, PT Arara Abadi. Bayi beruang betina berumur sekitar 2 bulan itu saat ini telah direlokasi ke Balai Besar KSDA Riau.
"Bayi beruang ditemukan oleh karyawan PT Arara Abadi di areal HTI yang sedang panen, tepatnya di Desa Dundangan, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan," ujar Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati Rabu (10/10).
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Bagaimana cara warga Sampangan mengatasi kucing liar? Warga yang khawatir kemudian menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk membantu mengevakuasi hewan tersebut.
-
Bagaimana hewan liar bisa dipisahkan dari induknya untuk jadi peliharaan? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan.
-
Mengapa warga Sampangan panik dengan kucing liar? Warga menduga bahwa kucing liar itu terkena rabies.
Pada saat ditemukan, anak beruang masih sangat kecil. Dikarenakan di areal tersebut sedang dilakukan pemanenan dan terdapat alat berat yang sedang bekerja, maka anak beruang diselamatkan terlebih dahulu. Sebelumnya karyawan berupaya mencari dan berharap induk beruang akan datang untuk membawa anaknya.
Namun induk yang diharapkan tidak terlihat. Karena karyawan takut jika anak beruang ditinggalkan akan mati atau dimangsa satwa lain, maka salah satu karyawan berinisiatif membawanya pulang untuk diberi susu kaleng.
"Setelah menunggu cukup lama tidak juga muncul induknya di areal tersebut, maka bayi beruang segera diserahkan ke BBKSDA Riau," ucap Dian.
Di sekitar lokasi temuan, pencarian induk beruang masih terus dilakukan. Untuk saat ini terdapat tiga ekor anak beruang di kandang transit Balai Besar KSDA Riau, setelah sebelumnya ada dua ekor anak beruang yang diserahkan.
Satu ekor beruang betina berumur kurang lebih 5 bulan berasal dari penyerahan warga di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu dan satu ekor anak beruang jantan berumur sekitar 3 bulan yang juga diserahkan oleh seorang karyawan PT Arara Abadi. Ketika itu dia saat sedang melakukan pemanenan di areal HTI di Perawang, Kabupaten Siak.
Dian mengatakan, dari keterangan drh Rini Deswita, ketiga anak beruang saat ini dalam kondisi sehat dan belum dapat dilepasliarkan mengingat ketiganya masih terlalu kecil sehingga harus diberi asupan susu sampai berumur sekitar dua tahun dan betul betul siap untuk dilepasliarkan.
Baca juga:
Modus penangkaran, nenek 60 tahun di Jember ekspor burung langka
Myanmar musnahkan ratusan gading gajah ilegal
Pangkuy dilepasliarkan di hutan Kalteng usai 12 tahun direhabilitasi di Thailand
Harimau Sumatera yang tewas terjerat di Riau ternyata sedang hamil 2 bayi
Jual Kukang dan Lutung di Facebook, seorang petani masuk bui
Polda Metro Jaya bongkar kasus perdagangan satwa dilindungi