Bayi Usia 7 Hari di Bengkalis Meninggal Dunia karena Virus Rubella
Bayi berusia 7 hari di RSUD Kabupaten Bengkalis, Riau, meninggal dunia akibat virus Rubella. Selain itu, dia juga terdeteksi hidrosefalus serta kelainan jantung.
Bayi berusia 7 hari di RSUD Kabupaten Bengkalis, Riau, meninggal dunia akibat virus Rubella. Selain itu, dia juga terdeteksi hidrosefalus serta kelainan jantung.
"Sejak masa kehamilan si ibu, bayi itu sudah terdeteksi hidrosefalus. Dokter menyarankan untuk operasi sesar," ujar Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliati Nazir saat dihubungi merdeka.com, Selasa (2/7) malam.
-
Di mana virus Nipah ditemukan pada kelelawar? Seiring dengan itu, dalam beberapa kasus, feses dan air liur kelelawar juga dapat mengandung virus yang dapat menyebabkan infeksi jika terpapar oleh manusia.
-
Kapan gejala virus Nipah biasanya muncul? Ciri-ciri atau gejala infeksi biasanya muncul dalam 4-14 hari setelah terpapar virus.
-
Apa gejala rabies pada kucing? Lebih lanjut, Hemowo menjelaskan beberapa gejala rabies di antaranya hewan jadi takut cahaya maupun air, cenderung agresif, dan hipersalivasi, yaitu keluar air liur yang berlebihan dari mulut hewan tersebut.
-
Apa itu penyakit Japanese Encephalitis? Penyakit Japanese Encephalitis (JE) adalah salah satu penyakit yang menakutkan bagi banyak orang. Penyakit ini bisa menyebabkan radang otak yang berakibat fatal, bahkan kematian.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
-
Mengapa penyakit Japanese Encephalitis disebut berbahaya? Penyakit ini bisa menyebabkan radang otak yang berakibat fatal, bahkan kematian.
Ibu bayi tersebut berdomisili di Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis dan melahirkan di RSUD Bengkalis. Mimi menyebutkan, setelah dilahirkan, kondisi bayi terdeteksi gejala katarak pada mata dan kelainan jantung (congenital health deasese) serta Rubella.
"Informasinya setelah berusia 7 hari, bayi meninggal dunia karena Rubella dan Hidrosefalus serta kelainan jantung," kata Mimi.
Informasi bayi tersebut terdeteksi Rubella dan penyakit lainnya didapat Dinkes pada pada 24 Juni 2019. RSUD Bengkalis melaporkan ke Dinkes setempat, bahwa ada bayi lahir dengan gejala katarak dan kelainan jantung.
Kadinkes bengkalis Alwizar kemudian melakukan penyelidikan epidemiologi bersama Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Eji Marlina, Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, Nurbati Johan, Pengelola Program Surveilans Kabupaten, Tri Putri Ramdhani, dan Pengelola Program Imunisasi Kabupaten, Ners. Siti Fitria.
Ketika itu, diputuskan untuk mengirim sampel darah bayi ke Pekanbaru untuk dilakukan uji laboratorium, Kamis 27 Juni 2019. Dari hasil pemeriksaan laboratorium di Pekanbaru, ternyata bayi positif terinfeksi virus Rubella.
Berdasarkan informasi dari Dinkes Bengkalis, hasil pemeriksaan penyebab bayi itu tertular virus Rubelle karena pada masa trisemester pertama kehamilan, sang ibu pernah berpergian mengunjungi saudaranya di luar daerah dengan menggunakan kapal penumpang domestik.
Mimi menghimbau, agar masyarakat membawa anak-anaknya untuk suntik vaksin Rubella demi kesehatan bersama. Sebab, anak-anak sangat berpotensi terjangkit virus itu.
"Capaian vaksin Rubella di Riau hanya sekitar 45 persen, jadi sangat tidak tertutup kemungkinan adanya kasus rubella di Riau. Saya himbau agar ibu-ibu membawa anaknya untuk melakukan suntik vaksin, agar tidak ada lagi kasus seperti ini," kata Mimi.
Mimi juga mengingatkan agar para ibu hamil yang berada di tempat keramaian, transportasi, pusat perbelanjaan, serta lokasi lainnya dianjurkan menggunakan masker. Itu dilakukan agar tidak mudah tertular penyakit-penyakit yang mematikan.
Baca juga:
Sekolah Islam & Kristen di Merauke Sama-Sama Tolak Imunisasi
Baru 75 Persen Anak di Sulsel Dapat Vaksin Rubella
Imunisasi MR di Riau Tak Mencapai Target
Vaksin campak-rubella di Mimika masih rendah, ada 8 sekolah tak tersentuh
Vaksinasi MR di Sumsel rendah, Puskemas dinilai belum maksimal
Minat warga vaksinasi MR anaknya menurun usai muncul fatwa MUI