Begini cara Surabaya Black Hat jebol satu situs dalam 5 menit
Roberto menjelaskan motif dari tiga pelaku ini karena faktor ekonomi. Mereka mengaku, selama menjalankan aksi peretasan tersebut bertindak atas keinginan pribadi.
Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Pasaribu mengatakan, tiga pelaku KPS, NA, dan ATP, yang diamankan Polda Metro Jaya dan Polrestabes Surabaya hanya butuh waktu lima menit untuk lakukan aksinya. Selama ini, sudah ribuan website diretas oleh pelaku baik dalam dan luar negeri.
"Biasa dalam sekali meretas hanya membutukan waktu lima menit," katanya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (13/3).
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Katanya, jaringan peretas ini berasal dari Surabaya atau kelompok Surabaya Black Hat (SBH). Di mana menggunakan PayPal dan Bitcoin sebagai metode pembayaran mereka. Sebab, menurut para pelaku, PayPal dan Bitcoin sudah lumrah digunakan oleh para hacker di dunia sebagai alat pembayaran atau transaksi.
"Ya ini memang (PayPal dan Bitcoin) diakui oleh seluruh hacker di dunia, jadi sudah universal penggunaan bitcoin dan paypal bagi mereka," katanya.
"Dia akan terkoneksi dengan rekening bank, kan itu masalahnya, tetap rekening itu pada akhirnya tetep terkoneksi dengan rekening bank," sambungnya saat ditanya prihal pencairan di Indonesia.
Roberto menjelaskan motif dari tiga pelaku ini karena faktor ekonomi. Mereka mengaku, selama menjalankan aksi peretasan tersebut bertindak atas keinginan pribadi.
"Karena faktor ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka dalam menjalankan aksinya atas keinginan pribadi," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pelaku menggunakan metode SQL Injection.
"Jadi metode SQL Injection itu atau bahasa codingnya dari belakang, mereka masuk ke suatu sistem keamanan lewat jalur belakang bukan dari jalur depan tentu itu harus ada izin dulu dari perusahaan yang bersangkutan," pungkasnya.
Baca juga:
Polisi dapati ada 700 hacker jadi anggota Surabaya Black Hat
Satu buron Surabaya Black Hat tersangka kasus paedofil Loly Candy
Ini tiga hacker mahasiswa yang amankan Polda Metro Jaya
Selama 2017, hacker Surabaya Black Hat raup untung Rp 200 juta
3 Hacker Surabaya Black Hat masih berstatus mahasiswa semester 5