Begini Kondisi Pengungsian Warga yang Keluar dari Wamena di Sentani
Begini Kondisi Pengungsian Warga yang Keluar dari Wamena di Sentani. Mereka tinggal dengan keterbatasan. Rusli (41), salah satu pengungsi, mengaku kehidupannya setelah tinggal selama empat hari di pos pengungsian semakin tak menentu.
Ratusan orang pengungsi asal Wamena berada di dalam sebuah gedung serbaguna milik TNI di wilayah Sentani, Jayapura. Sebagian dari mereka juga ditempatkan di tenda darurat lapangan masjid sekitaran Kabupaten Sentani.
Diketahui, mereka adalah perantau asal luar Papua yang tinggal di Wamena, Papua. Mereka diungsikan pascakericuhan yang pecah sepekan lalu di Wamena. Rumah dan harta benda mereka, seperti motor atau mobil secara sporadis dibakar kelompok massa.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa yang kesulitan menyalakan kompor minyak tanah di Wamena? Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Apa kesulitan yang dialami ibu Persit di Wamena? Kesulitan Menyalakan Kompor Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Kapan Wulansari membuka Griya Shanum? Pada tahun 2017, Wulansari memantapkan diri membuka gerai Griya Shanum Pusat Oleh-oleh Salak Kampung Wedi Bojonegoro.
-
Kapan Masjid Walima Emas diresmikan? Mengutip Liputan6.com, Masjid Walima Emas dibangun sejak tahun 2008 dan diresmikan tahun 2012.
Pantauan di titik posko pengungsian, mereka tinggal dengan keterbatasan. Rusli (41), salah satu pengungsi, mengaku kehidupannya setelah tinggal selama empat hari di pos pengungsian semakin tak menentu.
Bersama seorang istri dan putranya yang berusia 10 tahun, tidak ada aktivitas apa pun yang dapat dilakukannya. Namun dia mengaku suplai makanan dan sanitasi bisa terpenuhi.
"Alhamdulillah makan masih ada, air juga," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di gedung serbaguna milik Markas 751 Rider TNI AD, Sentani, Jayapura, Selasa (1/10).
Sisi lain, di Posko Masjid Al-Aqsha warga pengungsi membuka dapur umum. Mereka memasak secara bersama untuk membantu persediaan makanan sehari-hari.
Untuk meredakan rasa trauma, anak-anak yang ikut diungsikan dari Wamena diajak untuk bermain games interaktif oleh Polri dan Korps Brimob. Bernyanyi dan bermain sulap, menjadi andalan agar hal-hal terkait ricuh di tempat tinggalnya dapat segera dilupakan.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kapolda Papua Tinjau Posko Pengungsi Wamena di Sentani
Kemenkes Kirim 40 Tim Medis Gabungan ke Wamena
Komnas HAM Dukung Jokowi Bertemu Tokoh Kelompok Separatis Papua
Komnas HAM: 31 Korban Tewas dalam Kericuhan Papua Hingga Hari Minggu 29 September
Manuver Benny Wenda Datangi PBB Buat Suarakan Isu Papua Hingga Berujung Pengusiran
Derita Pendatang di Wamena Akibat Kerusuhan Berujung Petaka