Bentrok sengketa lahan di Urut Sewu pecah lagi, tentara pukuli warga
Personel polisi yang berada di lokasi tidak berani melerai bentrokan tersebut.
Bentrok antara TNI dengan warga di kawasan Pesisir Urut Sewu, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah kembali pecah. Peristiwa ini terjadi ketika 150 warga mendatangi lokasi lahan yang dipagari TNI. Akibat kejadian ini sejumlah warga mengalami luka-luka.
"Korban dirawat di rumas sakit, empat parah yang lain muka memar banyak. Sempat ibu-ibu nangis," kata Muchlisin, Kepala Desa Petangkuran, Kebumen, Sabtu (22/8).
Empat warga yang mengalami luka parah adalah Widodo Sunu Nugroho selaku Kades Wiromartan, Rajab, Prayogo dan Ratiman. Selain itu, 15 warga lainnya mengalami luka ringan dan kini dirawat di Puskesmas Mirit.
"Dipukul pakai pentungan, mereka bawa senjata laras panjang," ceritanya.
Bahkan personel polisi yang berada di lokasi tidak berani melerai bentrokan tersebut. Warga yang berlarian dikejar-kejar tentara.
Sementara itu, Agam, aktivis mahasiswa yang juga berada di lokasi menceritakan bahwa awalnya warga bergerak ke lokasi pembangunan pagar pembatas lahan yang akan dipakai untuk latihan militer. Tujuannya warga ingin menanyakan legalitas pembangunan pembatas tersebut.
Di tengah-tengah orasi, tiba-tiba jumlah tentara bersenjata lengkap terus bertambah. Dia memperkirakan jumlahnya 200 tentara. Warga kemudian dikepung. Saat itulah, tanpa ada peringatan terlebih dahulu, tentara langsung memukuli warga.
"Kita tidak bawa senjata, terjadi serangan tiba-tiba. Warga ambil motor digebuki rame-rame, dikejar-kejar. Kami mundur 200 meter masih dipukuli," terang Agam.
Sebelumnya, konflik agraria antara TNI dan warga juga terjadi Kamis (30/7). Saat itu, warga menggelar demonstrasi menolak pemagaran lahan pertanian yang diduga bakal dijadikan area latihan militer. Aksi ini juga berujung kericuhan.