Beraninya Mohammad Hatta bubarkan 9 Laksamana Angkatan Laut
Bayangkan, dulu TNI hanya punya satu senjata untuk 10 orang prajurit. Banyak juga jenderal tanpa pasukan.
Perdana Menteri Amir Sjarifuddin dihujat habis-habisan. Dia dianggap merugikan negara besar-besaran karena menyetujui perundingan Renville. Dalam isi perjanjian Renville 17 Januari 1948, Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia. TNI pun harus ditarik dari kantong gerilya ke daerah Republik Indonesia.
Kabinet Amir Sjarifuddin langsung jatuh. PNI dan Masyumi menarik menteri-menteri mereka dari kabinet dan berbalik menyerang Amir.
Tanggal 29 Januari 1948, Soekarno melantik Hatta sebagai perdana menteri pengganti Amir Sjarifuddin. Kabinetnya disebut Kabinet Hatta.
Salah satu masalah yang mendesak untuk dibenahi Hatta adalah masalah militer dan TNI. Amir Sjarifuddin sebelumnya sudah menyingkirkan Jenderal Soedirman dan Letjen Oerip dari pucuk pimpinan TNI. Kepala Angkatan Udara Suryadi Suryadharma dijadikan kepala staf angkatan bersenjata.
Amir Sjarifuddin juga membentuk TNI Masyarakat di samping TNI yang sudah ada. Dia juga punya Angkatan Laut Spesial yang dipimpin sembilan orang admiral atau laksamana. Padahal TNI secara resmi sudah memiliki Angkatan Laut yang berada di Tegal.
"Sembilan orang admiral itu semuanya kawan Amir Sjarifuddin. Angkatan Laut Spesial itu cuma namanya, karena admiral itu tinggal di gunung, kebanyakan sekitar Malang dan Lawang," tulis Mohammad Hatta dalam biografinya Untuk Negeriku.
Mereka hampir tak memiliki pasukan, tapi para laksamana ini secara rutin digaji oleh mereka.
Tindakan pertama Hatta adalah mengembalikan posisi Panglima Besar pada Jenderal Soedirman dan Letjen Oerip sebagai penasihatnya. Hatta langsung mengadakan perubahan besar-besaran.
Maka Hatta mulai melakukan rasionalisasi. Prajurit yang tidak memiliki minat untuk bertempur dipensiunkan dan diberikan pekerjaan sipil. Saat itu rasio jumlah senjata dan jumlah prajurit adalah 1 senjata untuk 10 orang. Hatta menciutkannya menjadi 1 senjata berbanding 4 prajurit.
Sembilan orang laksamana tanpa pasukan itu dipanggil oleh Hatta. Dia membebastugaskan para perwira tinggi itu.
"Saudara bersembilan kubebaskan dari jabatan saudara. Jadinya, mulai besok saudara-saudara tidak menjabat lagi," tegas Hatta.
Hatta juga menurunkan pangkat jenderal-jenderal yang tidak jelas. Dia menetapkan hanya ada tiga jenderal di TNI, Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan pangkat letnan jenderal, Letjen Oerip Soemohardjo dan Letjen Hardjowardjono di Bukittinggi menjadi mayor jenderal.
Langkah tegas Hatta disambut kekecewaan sejumlah kalangan. Amir Sjarifuddin dan Muso kemudian mendirikan Negara Soviet Madiun dan meletuslah pemberontakan PKI tahun 1948.
Pemberontakan ini ditumpas. Amir dan Muso sama-sama tewas dibedil TNI.
Baca juga:
Kisah sedih Bung Hatta tak mampu bayar iuran air PAM
Kisah Hatta: Orang Tapanuli Selatan tak bisa nyanyi Indonesia Raya
Kisah Bung Hatta bikin malu pemuda yang hina presiden Soekarno
Kisah uang Mohammad Hatta cuma Rp 200 bikin Jenderal Hoegeng sedih
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang menyerahkan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya kepada Pemerintah Republik Indonesia? Hal tersebut diawali dengan penandatanganan dokumen-dokumen peralihan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya dari tangan Co Batavia en Ommenlenden kepada Basis Co Jakarta Raya.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Apa peran Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Dirikan Cabang JSB Ketika Nazir sudah lulus menempuh pendidikan HBS di Batavia, ia memang sudah memiliki keinginan untuk melanjutkan studi di Universitas Leiden. Namun, mimpinya ini terhalang oleh kapal ke Eropa sering terhalang akibat perang dunia. Sembari menunggu kondisi terkendali, Nazir menyempatkan kembali ke kampung halamannya untuk bertemu keluarga. Mendengar kepulangannya ke Solok membuat pengurus Jong Sumatranen Bond (JSB) mendorong dirinya untuk mendirikan cabang di Padang di Bukittinggi. Dorongan tersebut ia penuhi, kemudian Nazir menyempatkan berpidato di depan siswa sekolah menengah di Padang.Saat itulah ia berbicara soal pendirian kumpulan pemuda di Sumatera yang sudah terlambat dua tahun dari Jawa yang didirikan tahun 1915. Ketua Perhimpunan Indonesia Saat dirinya sudah berangkat menuju Belanda, di sana ia mengemban tugas sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia. Saat itu ia ikut dalam kelompok pergerakan kemerdekaan Indonesia bersama dengan Moh. Hatta.Perjuangan kemerdekaan di luar negeri semakin melebar setelah lebih aktif menyuarakan kemerdekaan melalui majalah Indonesia Merdeka dan memperluas propaganda ke luar negeri Belanda. Kemudian, PI mengirim Nazir, Moh. Hatta, Ahmad Subardjo dan beberapa tokoh lainnya untuk menghadiri Kongres Internasional Menentang Kolonialisme yang berlangsung di Brussels, Belgia pada tahun 1927. Sempat Dipenjara Masih di tahun 1927, Nazir bersama Moh. Hatta, Ali Sastroamijoyo, dan Abdulmajid Djojohadiningrat dijebloskan ke penjara oleh Kerajaan Belanda karena gerakan kemerdekaannya yang semakin menggeliat. Mereka semua ditahan selama kurang lebih 5,5 bulan.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.