BMKG: Potensi Tsunami Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau Menurun
Dwikorita menjelaskan berdasarkan hasil peninjauan langsung, Gunung Anak Krakatau hanya mengeluarkan lelehan lava. Tidak ada explosion atau ledakan sama sekali.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan potensi tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau menurun. Penurunan ini dipicu melemahnya aktivitas Gunung Anak Krakatau.
"Karena erupsi ini melemah, maka tentunya potensi tsunami akibat erupsi juga turun atau sangat kecil," ungkapnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (28/4).
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
-
Kapan Gunung Seulawah Agam meletus? Dari segi sejarah erupsinya, tidak diketahui pasti kapan terjadinya letusan tersebut.
-
Kapan Gunung Dempo meletus? Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak, Selasa (25/7) pukul 21.15 WIB.
Dwikorita menjelaskan berdasarkan hasil peninjauan langsung, Gunung Anak Krakatau hanya mengeluarkan lelehan lava. Tidak ada explosion atau ledakan sama sekali.
Jalur Mudik Merak-Bakaheuni Aman
Menurut Dwikorita jalur mudik Merak-Bakaheuni aman dari ancaman tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. Kesimpulan ini setelah melihat jarak Merak-Bakaheuni yang jauh dari Gunung Anak Krakatau. Bahkan, keberadaaan Merak-Bakaheuni terhalang oleh beberapa pulau.
"Nah karena lokasinya yang jauh tadi, terhalang beberapa pulau, maka kami menyimpulkan penyeberangan relatif aman dari bahaya tsunami. Apalagi erupsinya melemah," ucapnya.
Meski demikian, Dwikorita mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Mengingat erupsi Gunung Anak Krakatau fluktuatif, kadang-kadang menguat atau melemah.
Dia memastikan BMKG bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM terus memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau.
"Kami akan segera mengupdate perkembangannya apabila ada gejala yang membahayakan," katanya.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau Sudah Mereda
Kepala PVMBG Kementerian ESDM, Hendra Gunawan melaporkan aktivitas Gunung Anak Krakatau sudah mereda. Kondisi ini merujuk pada kondisi tremor Gunung Anak Krakatau yang telah turun menjadi 2 milimeter.
"Sekarang hanya dalam rata-rata 2 milimeter. Di mana overscale itu kurang lebih sekitar 55 milimeter," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (28/4).
Selain itu, Hendra menyebut gas sulfur dioksida (SO2) Gunung Anak Krakatau juga menurun. Pada 24 April 2022, SO2 yang dihasilkan Gunung Anak Krakatau tercatat sebanyak 9.000.
Sementara enam jam kemudian naik menjadi 13.000. Namun, dalam dua hari yang lalu, SO2 Gunung Anak Krakatau turun menjadi 5.000.
"Jadi memang sudah menurun," ucapnya.
Meski aktivitas Gunung Anak Krakatau sudah mereda, Hendra meminta masyarakat tetap waspada. Sebab, berdasarkan hasil peninjauan langsung, Gunung Anak Krakatau masih mengeluarkan asap mencapai 25 meter.
"Nah dilaporkan juga dari posko pengamatan Gunung Anak Krakatau ini ada sinar api setinggi 25 meter. Jadi ini kalau malam hari, kadang-kadang mesti kita amati adanya sinar api. Artinya, di tempat keluarnya asap itu masih panas," jelasnya.
(mdk/fik)