BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem 10 Hari ke Depan, Wilayah Papua Diingatkan Waspada Banjir
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab mengatakan secara umum kondisi atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia masih cukup basah untuk sepekan ke depan, terutama di wilayah barat dan tengah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir di sejumlah wilayah sebagai dampak cuaca ekstrem.
Berdasarkan informasi yang diterima dari BMKG di Jakarta, Jumat (8/10), pada dasarian I (10 hari pertama) Oktober 2021, daerah yang perlu waspada karena kategori tinggi potensi banjir adalah Kabupaten Dogiyai, Mimika, Nabire, dan Paniai, Provinsi Papua.
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan BMKG mengimbau pemudik untuk mewaspadai cuaca ekstrem di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Mengapa BMKG mengimbau pemudik untuk waspada terhadap cuaca ekstrem? Pada masa musim pancaroba, hujan masih berpotensi terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang yang kadang disertai petir. Waktu terjadinya hujan di wilayah pesisir selatan Jateng cenderung pada malam hari sedangkan wilayah yang lebih ke utara atau jauh dari pesisir cenderung pada siang hingga sore hari,” Teguh mengatakan, beberapa hal yang perlu diwaspadai pada masa peralihan musim antara lain hujan lebat dengan durasi singkat, petir, dan angin kencang atau kombinasi dari ketiga hal tersebut seperti hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang, serta hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
-
Kapan Curug Bibijilan buka? Curug Bibijilan buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
-
Kenapa BMKG meminta warga Pandeglang dan Lebak waspada? Ini kemudian memicu dampak yang signifikan yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
Sedangkan kategori menengah, yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Sintang Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Gunung Mas, Kapuas, Katingan, Kotawaringin Timur, Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
Selanjutnya di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Mamasa, Mamuju, Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Kabupaten Manokwari, Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Deiyai, Dogiyai, Jayapura, Jayawijaya, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Mimika, Nabire, Paniai, Yalimo, Provinsi Papua.
Sementara pada dasarian II Oktober 2021, daerah yang perlu waspada untuk kategori menengah Kabupaten Deiyai, Dogiyai, Paniai, Jayapura, Jayawijaya, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Mimika, Nabire, Paniai, Yalimo, Provinsi Papua.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab mengatakan secara umum kondisi atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia masih cukup basah untuk sepekan ke depan, terutama di wilayah barat dan tengah.
Terdapat indikasi potensi curah hujan tinggi lebih dari 70 persen hingga satu dasarian ke depan dengan status waspada, siaga hingga awas, yaitu kategori awas untuk Yahukimo Provinsi Papua.
Kategori siaga di Kaimana Provinsi Papua Barat,Asmat, Dogiyai, Mimika, Nabire, Nduga, Paniai, Pegunungan Bintang, Puncak, Yalimo, Provinsi Papua.
Sementara kategori waspada di Kaimana, Manokwari, Tambrauw, Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat dan Boven Digoel, Jaya Wijaya, Jayapura, Keerom, Lanny Jaya, Mappi, Memberamo Raya, Puncak Jaya, Sarmi, Tolikara, Provinsi Papua.
Waspada Cuaca Ekstrem 10 Hari ke Depan
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi 10 hari ke depan. "Secara umum kondisi atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia masih cukup basah untuk sepekan ke depan, terutama di wilayah barat dan tengah," kata Fachri.
Terdapat indikasi potensi curah hujan tinggi lebih dari 70 persen hingga satu dasarian ke depan dengan status waspada, siaga hingga awas, yaitu kategori awas untuk Yahukimo Provinsi Papua. Kategori siaga di Kaimana Provinsi Papua Barat, Asmat, Dogiyai, Mimika, Nabire, Nduga, Paniai, Pegunungan Bintang, Puncak, Yalimo Provinsi Papua.
Sedangkan kategori waspada untuk Kaimana, Manokwari, Tambrauw, Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat dan Boven Digoel, Jaya Wijaya, Jayapura, Keerom, Lanny Jaya, Mappi, Memberamo Raya, Puncak Jaya, Sarmi, Tolikara Provinsi Papua.
Berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian III September 2021, sekitar 11,99 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan dan sebagian besar wilayah masih mengalami musim kemarau.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, pada periode pekan ini dan potensi beberapa hari ke depan, fenomena gelombang atmosfer teridentifikasi aktif di sekitar wilayah Indonesia, termasuk di wilayah Sumatera Utara, Kalimantan, Sulawesi Utara, dan sebagian Jawa.
Fenomena gelombang atmosfer tersebut adalah Gelombamg Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin yang aktif di sekitar Sumatera Selatan dan Jawa.
Gelombang Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.
Gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudera Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian.
Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia. Sama halnya seperti Gelombang Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia, dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
"Dinamika atmosfer seperti ini merupakan kondisi yang lazim terjadi terutama untuk wilayah equator seperti Indonesia," katanya.
Sementara itu, pola belokan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat mengakibatkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan teridentifikasi masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia yang dapat mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan secara regional.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi hujan sedang-lebat, yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang dalam periode 7 - 13 Oktober 2021 di wilayah Aceh, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat.
Selain itu, juga terjadi di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Baca juga:
Banjir Akibat Terjangan Topan Shaheen Rendam Oman
BMKG Ingatkan Dampak Bibit Siklon Tropis 92W terhadap Wilayah Indonesia
Berteduh saat Hujan, 13 Petani di Batu Bara Tersambar Petir
Warga Padang Pariaman Meninggal Dunia Akibat Cuaca Ekstrem Bertambah Menjadi 8 Orang
Anies Sebut Jakarta Ikut Menanggulangi Dampak Perubahan Iklim
BMKG: Waspadai Gelombang Sangat Tinggi di Samudra Hindia Barat Sumatera