BMKG Sebut Teknologi InaCBT Memperkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyambut positif kehadiran InaCBT (Cable Based Tsunameter) yang diinisiasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyambut positif kehadiran InaCBT (Cable Based Tsunameter) yang diinisiasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). InaCBT itu saat ini berada dalam kajian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kehadiran teknologi tersebut memperkuat sistem peringatan dini tsunami Indonesia atau InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).
"Tantangan Indonesia tidak hanya tsunami yang diakibatkan fenomena tektonik atau kegempaan, namun juga tsunami non tektonik yang dipicu longsoran lereng gunung ke laut atau longsor lereng pantai," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Rabu (13/10).
-
Kenapa BMKG memastikan bahwa berita tentang tsunami di Batam dan Tanjungpinang adalah hoaks? Berita itu tidak benar dan BMKG tidak pernah membuat berita tersebut," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Ramlan dalam keterangannya, seperti dilansir dari Antara.Dia menyebut berita tersebut hanya isu dan membohongi masyarakat."Karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas," ujarnya.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
Dwikorita menyebut, InaTEWS harus diperkuat karena sejak tahun 2013 terjadi tren peningkatan aktivitas gempa bumi di Indonesia baik dalam jumlah maupun kekuatan.
Berdasarkan catatan BMKG, setidaknya terjadi gempa bumi 4234 kali tahun 2013. Kejadian gempa secara berturut-turut meningkat menjadi 4.434 kali pada Tahun 2014, 5.299 kali pada tahun 2015, 5.464 kali pada tahun 2016, dan 7.169 kali pada Tahun 2017.
Akan tetapi, aktivitas gempa bumi melompat menjadi 11.920 kali pada tahun 2018, dan Tahun 2019 kejadian gempa bumi masih di atas 11.000 yaitu 11.588 kali. Meski di tahun 2020 kejadian gempa bumi menurun menjadi 8.258 kali, namun jumlah tersebut masih di atas rata-rata kejadian gempa bumi tahunan di Indonesia.
“BMKG sendiri terus berupaya melakukan penyempurnaan sistem peringatan dini tsunami dengan melibatkan pakar, akademisi, perguruan tinggi, dan asosiasi keilmuan guna mewujudkan zero victim. Baru-baru ini, BMKG juga meluncurkan EWS Radio Broadcaster dan aplikasi SIRITA (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert),” imbuhnya.
Dwikorita mengatakan kehadiran InaCBT akan semakin memperkuat sistem peringatan dini tsunami yang sudah ada. Teknologi itu berperan sebagai perangkat deteksi percepatan gempa bumi dan anomali tekanan air laut yang mengindikasikan tsunami di lokasi-lokasi potensial. Sistem dan sensor-sensor pendeteksi tersebut terpasang dan ditempatkan pada jaringan kabel bawah laut.
Menurut Dwikorita, InaCBT idealnya terintegrasi dalam jaringan observasi pendeteksian tsunami dalam system InaTEWS yang beroperasi saat ini, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk deteksi tsunami non-tektonik.
Reporter: Yopi Makdori
Baca juga:
BMKG Pastikan Gempa di Bitung Akibat Aktivitas Lempeng Laut Maluku
Cuaca Jakarta Hari Ini Diprediksi Cerah, Bogor Hujan Disertai Petir
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem 10 Hari ke Depan, Wilayah Papua Diingatkan Waspada Banjir
BMKG Ingatkan Dampak Bibit Siklon Tropis 92W terhadap Wilayah Indonesia
Gempa Magnitudo 5.3 Akibat Sesar Lokal Guncang Laut Banda