Bocah 8 tahun di Bali tewas positif flu burung
Kasus flu burung di Bali kembali merenggut nyawa. INP, bocah usia 8 tahun dilaporkan tewas dengan status positif H5N1.
Kasus flu burung di Bali kembali merenggut nyawa. INP, bocah usia 8 tahun dilaporkan tewas dengan status positif terinfeksi virus H5N1.
Korban berasal dari Desa Abang, Kintamani, sebuah obyek wisata terkenal di Bangli. "Hasil lab VCR (Visual Convention Reaction), korban positif terinfeksi virus H5N1," kata Sekretaris Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung RS Sanglah Ida Bagus Ken Wirasandi, Rabi (25/4).
Korban tiba di RS Sanglah setelah dirujuk dari RSUD Bangli dengan gejala klinis suspect flu burung, Selasa (24/4) petang dan langsung dirawat di ruang isolasi Nusa Indah.
Namun sekitar empat jam menjalani perawatan atau sekitar pukul 22.15, nyawa korban tidak tertolong. "Saat tiba, korban sudah dalam kondisi shock," ujar Ken.
Soal penyebab, Ken menyatakan masih mencari kepastian karena berdasarkan keterngan keluarga, korban memiliki riwayat kontak dengan unggas mati sudah sekitar dua bulan lalu.
Kalau berdasarkan teori, riwayat kontak korban dengan unggas mati harusnya terjadi satu seminggu terakhir. "Pada anak memang bisa lebih lama sampai 12 hari, tapi ini sudah lebih. Karena itu kita kirim sampel sweb tenggorokan dan darah yang kita kirim ke Balitbang Depkes," papar Ken.
Awal Februari lalu, bocah 12 tahun asal Kerobokan, Kuta Utara, Badung, juga meninggal akibat positif terinfeksi flu burung. Sedangkan Oktober 2011 lalu, dua orang bocah bersaudara dari Bangli juga meninggal dengan konfirmasi positif terinfeksi virus H5N1.
Dengan demikian, sudah tujuh warga Bali meninggal sejak kasus flu burung menyerang pulau ini pada 2007 lalu. "Sepanjang tahun 2011, kita catat ada 46 pasien terduga flu burung," ujar Ken.