Bosan, pengungsi Gunung Agung kembali ke desa
Lalu, dia menegaskan, banyak warga yang pulang tersebut atas kesadaran dan kemauan diri sendiri. Namun, Kasta tak menapik, ada pengungsi kembali ke desa yang masih masuk zona rawan.
Suasana disejumlah pengungsian ketika hari Sabtu dan Minggu sangat berbeda dengan hari biasanya yang penuh hiruk pikuk para pengungsi. Selain besok hari libur sekolah, kejenuhan para pengungsi akan ketidakpastian kondisi Gunung Agung saat ini membuat pengungsi memilih untuk balik ke desanya.
Pengungsi bisa kembali ke desanya dan terkadang tidak kembali ke pengungsian. Padahal pihak Polres Karangasem telah menjaga ketat di 21 titik jalu menuju zona rawan erupsi Gunung Agung.
Salah satunya nampak di pengungsian GOR Suwecapura Klungkung. Dari pengamatan sejak siang hari hingga jelang matahari terbenam, sejumlah tenda pengungsian tidak berpenghuni.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klungkung per hari ini Sabtu (14/10) ada 18.348 jiwa pengungsi Gunung Agung. Di mana dari jumlah itu, ada 17.171 jiwa pengungsi yang daerahnya berada dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) sedangkan yang berada di luar KRB ada 1.177 jiwa.
Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta mengatakan, berkurangnya jumlah pengungsi ini lantaran banyaknya warga yang desanya berada diluar KRB telah pulang.
"Sesuai dengan imbauan Gubernur Bali, bahwa warga yang desanya di daerah aman diimbau untuk pulang, yang desanya rawan masih tetap kok ada di tenda pengungsian," kelitnya, Sabtu (14/10).
Lalu, dia menegaskan, banyak warga yang pulang tersebut atas kesadaran dan kemauan diri sendiri. Namun, Kasta tak menapik, ada pengungsi kembali ke desa yang masih masuk zona rawan.
"Pastinya sepengetahuan kami, mereka yang desanya aman yang kembali," tutupnya.
Baca juga:
Kondisi memprihatinkan, ternak pengungsi Gunung Agung butuh bantuan makanan
Gunung Agung berstatus awas, Bupati Karangasem daftar Pilkada
Penduduk nekat dekati Gunung Agung, aparat pasang 21 portal
Gunakan bambu, warga & TNI tutup akses jalan ke zona bahaya Gunung Agung
KPU RI minta data pengungsi erupsi Gunung Agung di Karangasem
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Bagaimana proses terbentuknya petir saat erupsi gunung berapi? “Explosive dengan kecepatan tinggi, maka yang tadinya senyawa a dan b akan putus menjadi a plus dan b minus, atau dalam konteks yang lebih kecil skala atom. Adanya tekanan yang tinggi itu, elektron-elektron tersebut dipaksa keluar, sehingga menjadi elektron bebas," ungkapnya. Mirzam menambahkan, elektron bebas menjadi cikal bakal utama terbentuknya petir. Partikel-partikel yang terlontar dengan kecepatan tinggi bergesekan satu sama lain yang akhirnya menghasilnya muatan listrik.