BPOM Sebut Efikasi Vaksin Zifivax terhadap Varian Delta Capai 77,47 Persen
Penny juga menyampaikan bahwa Vaksin Zifivax belum diindikasikan untuk penggunaan booster.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menyampaikan bahwa efikasi vaksin Zifivax terhadap virus COVID-19 varian Delta mencapai 77,47 persen. Efikasi terhadap varian lainnya, seperti varian Alfa mencapai 92,93 persen, Gamma (100 persen), dan Kappa (90,0 persen).
"Data interim uji klinik fase tiga menunjukkan efikasi yang baik dari vaksin Zifivax, termasuk terhadap Virus SARS CoV-2 varian Delta sebesar 77,47 persen," ujar Penny K. Lukito dalam konferensi pers izin EUA Vaksin Zifivax yang diikuti secara daring di Jakarta dilansir Antara, Kamis (7/10).
-
Kenapa BPOM mendukung penuh gaya hidup sehat? Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendukung penuh gaya hidup sehat yang saat ini menjadi tren masyarakat luas.
-
Kenapa BKPN mendesak BPOM untuk melakukan sosialisasi tentang pelabelan BPA? “Kebijakan pelabelan BPA sangat membantu konsumen untuk memilih produk yang lebih aman,”.
-
Apa yang dilakukan oleh BP2MI untuk mencegah TPPO? BP2MI menyebut sosialisasi pencegahan agar terhindar dari TPPO akan terus dilakukan ke lembaga-lembaga pendidikan lainnya untuk mencegah jumlah korban TPPO bertambah.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Ia menambahkan, untuk efikasi vaksin Zifivax secara umum mencapai 81,71 persen dihitung mulai tujuh hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap. Dan 81,4 persen bila dihitung mulai 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.
"Saya kira masih konsisten, ya, sekitar 81 persen," ucapnya.
Penny menambahkan, dari hasil uji klinik yang dilakukan, pemberian Vaksin Zifivax secara umum dapat ditoleransi dengan baik.
Ia mengemukakan, efek samping lokal yang paling sering terjadi adalah timbul nyeri pada tempat suntikan, sementara efek sistemik yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), dan diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.
"Saya kira itu adalah yang biasa atau common terjadi," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Penny juga menyampaikan bahwa Vaksin Zifivax belum diindikasikan untuk penggunaan booster.
Ke depannya, apabila akan digunakan sebagai vaksin booster, baik vaksin Zifivax maupun vaksin lainnya harus melalui uji klinik booster yang dilakukan setelah diketahui data respons imun persisten dari uji klinik primer.
"Penggunaan vaksin dengan indikasi booster dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Badan POM," katanya.
Baca juga:
Ratusan Pencari Suaka Ikuti Vaksinasi Covid-19
BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Zifivax, Efikasi Mencapai 81,7 Persen
Anies sebut Realisasi Vaksinasi Pencari Suaka Berkat Kerja Sama Kadin dan UNHCR
Swedia, Denmark Hentikan Vaksinasi Moderna karena Muncul Efek Samping Radang Jantung
Anies Sebut Kegiatan Vaksinasi Buat Pencari Suaka Merupakan Tugas Kemanusiaan