BPS Sebut 44,9 Juta Warga Tak Percaya Corona, Satgas Berharap Banyak pada Media
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengungkapkan data dari BPS yang menunjukkan bahwa 17% masyarakat Indonesia tidak percaya atau merasa dirinya tidak mungkin dan sangat tidak mungkin terpapar virus Corona.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengungkapkan data dari BPS yang menunjukkan bahwa 17% masyarakat Indonesia tidak percaya atau merasa dirinya tidak mungkin dan sangat tidak mungkin terpapar virus Corona.
Menurutnya, angka ini sangatlah besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta, artinya terdapat sebanyak 44,9 juta orang yang tidak percaya atau merasa dirinya tidak akan terpapar Covid-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Terkait hal tersebut, Doni menjelaskan mengenai pentingnya keterlibatan media dalam upaya menyadarkan dan mengubah perilaku dari 17% warga tersebut melalui berbagai macam sosialisasi.
"Saya mendapatkan angka yang disampaikan suatu lembaga (yaitu) 63% keberhasilan sosialisasi itu ada di tangan media. Data yang disampaikan BPS sangat sejalan. Kalau kita lihat data di sini, media sosial itu menempati tempat pertama, kemudian berikutnya televisi, WhatsApp, dan sejumlah media lainnya termasuk radio, iklan, dan sebagainya," ujar Doni melalui siaran Rakornas KPI 2020 yang disiarkan langsung dari Youtube Media Center KPI Pusat pada Senin (2/11).
Setelah melihat penting dan besarnya peran media dalam mensosialisasikan suatu informasi dan perilaku, Satgas Covid-19 menyusun program yang melibatkan wartawan dalam upaya perubahan perilaku masyarakat di tengah pandemi ini. Upaya ini dikerahkan agar masyarakat sadar bahwa Covd-19 merupakan hal yang nyata ada di masyarakat.
"(kami) Bekerjasama dengan dewan pers. Hari ini sudah tercatat ada 5.084 wartawan yang tergabung dalam program perubahan perilaku. Mohon kiranya setiap organisasi yang ada di seluruh provinsi kabupaten dan kota untuk bisa bersinergi dengan satgas provinsi kabupaten kota," jelas Doni.
Pada kesempatan yang sama, Doni juga menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo yang mengajak masyarakat untuk belajar dari pengalaman kolonial Hindia-Belanda saat menangani wabah flu Spanyol yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu dengan perubahan orientasi yang awalnya pendekatan medis menjadi pendekatan kultural atau kebudayaan. Pendekatan kebudayaan ini berupa perilaku masyarakat dalam menerapkan 3M dalam aktivitas sehari-hari.
"Mudah-mudahan media bisa membantu pemerintah dan juga pemerintah daerah untuk meningkatkan para pimpinan sehingga upaya-upaya bersama kita untuk meningkatkan kesadaran kolektif itu bisa betul-betul terlaksana," tutur Doni.
"Bapak presiden juga mengatakan sebelum vaksin ini betul-betul bisa disampaikan, divaksinasi kepada masyarakat, maka vaksin terbaik adalah protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak hindari kerumunan, dan mencuci tangan sesering mungkin. Inilah yang setiap hari mesti kita ingatkan," tambahnya.
Reporter magang: Maria Brigitta Jennifer
(mdk/rnd)